30. Converse High (part 1)

20 5 2
                                    

Rae terlentang di atas kasur Hoseok, kasur yang sudah dia kenal selama beberapa hari ini. Rae dan Hoseok sedang mengatur nafas mereka yang berat akibat aktivitas yang telah mereka lakukan bersama. Entah kenapa bayangan aktivitas tersebut terulang lagi di kepala Rae, membuatnya tertawa kecil bahagia.

"Kenapa?" Hoseok bertanya sambil menatap wajah Rae yang berada di sebelahnya. Suara nafas mereka berdua bergema di ruangan tersebut.

"It was amazing," jawab Rae sambil membelai pipi Hoseok dengan belakang telapak tangannya.

"It was," balas Hoseok kemudian setuju, memperlihatkan senyumannya yang berbentuk hati sambil mencium belakang telapak tangan Rae dengan lembut.

Mereka memiliki peraturan sekarang, ketika mereka berada di kamar Hoseok, mereka bisa bebas melakukan apapun yang biasanya seorang pasangan lakukan, tetapi jika mereka sudah keluar dari pintu kamar, hubungan tersebut sudah tidak berlaku lagi.

Setiap mereka berada di kamar yang penuh dengan warna ini, mereka selalu memberikan sentuhan yang romantis. Sentuhan yang biasanya dilakukan oleh sepasang kekasih. Sudah tidak ada batasan lagi di antara keduanya jika salah satu dari mereka ada yang ingin dipeluk, digenggam tangannya atau dikecup keningnya dan jika salah satu dari mereka merasa tidak nyaman, mereka hanya tinggal bilang saja, tetapi sejauh ini mereka belum pernah mengucapkan rasa tidak nyaman tersebut.

Hoseok sangat menyukainya, begitu juga Rae. Rae sangat membutuhkannya, begitu juga Hoseok.

Rae menyenderkan kepalanya di atas dada Hoseok, dia bisa mendengar detak jantungnya yang kencang. Ia menatap tangannya sendiri yang berada di atas dada Hoseok, memperhatikan gelang yang dia pakai lalu menyentuh manik-maniknya, mengingat kebersamaannya yang seperti sekarang ini saat ia masih bersama dengan mantan kekasihnya.

"Gelang kamu bagus, beli di mana?" Tanya Hoseok yang suara nafasnya sudah lebih tenang.

"Dikasih," jawab Rae singkat.

"Dikasih sama siapa tuuuhh," goda Hoseok tidak terdengar cemburu sama sekali.

"Dikasih mantan aku," jawab Rae kemudian tersenyum kecil setelah mendengar nada pertanyaan Hoseok yang lucu.

"Barang yang dikasih mantan masih dipake?!" Hoseok berseru kebingungan, berasumsi bahwa Rae benar-benar belum bisa berpaling dari mantannya yang pernah diceritakannya itu.

"Bukaaann," seru Rae balik, "ini dikasihnya kemarin, setelah kita putus," keluhnya merasa tersindir kalau dia masih menggunakan barang lama pemberian mantan.

"Oh, kok udah putus tapi masih ngasih hadiah? Kamu ulang tahun?"

"Katanya dia udah terlanjur beli buat anniversary, tapi kitanya keburu putus, jadi aja dia kasihnya kemarin pas kita ketemu."

Hoseok terdiam, dia memperhatikan gelangnya lagi. Sepertinya bukan hanya itu saja alasan kenapa mantan Rae memberikan gelang tersebut, apalagi gelang silver asli yang sepertinya tidak murah. Hoseok bisa melihatnya, dia tahu betul barang-barang yang asli dan yang palsu.

"Itu tandanya dia masih suka sama kamu," jelas Hoseok kemudian, membuat Rae menengadahkan kepalanya agar dia bisa menatap mata Hoseok.

"Kok gitu?" Tanyanya bingung.

"Iya, soalnya kalau gak suka kenapa dikasih? Kan bisa aja di buang, kasih ke orang lain, atau di jual lagi."

Iya juga ya, pikir Rae di dalam benaknya. Baru saja terpikirkan olehnya kenapa Yoongi tidak memberikan hadiah ini untuk Adora saja? Kenapa dia harus memberikannya kepada Rae? Apakah mungkin karena gelangnya terlalu personal, mengingatkannya pada pertemuan pertama mereka berdua?

7 Men in Her LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang