Rae terbangun dari mimpinya, Rae membuka matanya lebar-lebar, nafasnya tidak teratur, ia baru saja menyadari bahwa salah satu kenangan terindahnya masih sangat jelas ia kenang di alam bawah sadarnya.Kamar tidurnya terasa kosong dan gelap, Rae hanya bisa menahan air matanya agar tidak keluar. Dia tidak menyangka kenangan itu akan kembali menghantuinya, padahal ia sudah berusaha keras untuk menghilangkan kenangannya dalam beberapa hari ini.
Tetapi ia gagal, isakan tangis pun memenuhi seluruh ruangan. Ia duduk di kasurnya yang nyaman sambil merangkul kedua kakinya dan menutupi wajahnya di atas lutut, menahan badannya agar tidak bergetar terlalu kencang.
Bagaimana caranya ia bisa melupakan Yoongi jika setiap malam seperti ini, alam bawah sadarnya terus mengingatkan ia kepada mantan kekasihnya itu.
Rae melihat jam yang ada pada meja pinggir kasur. Berharap sudah agak pagi sehingga ia bisa melupakan Yoongi dengan beraktivitas seperti biasanya, tetapi memang alam semesta sedang tidak mendukungnya karena sekarang masih jam 1 malam.
Ia tidak ingin kembali tidur karena pasti Yoongi akan mengganggu kembali pikirannya. Tenggorokannya kering karena dehidrasi dari banyaknya air yang keluar dari matanya. Rae beranjak dari kasur dan keluar kamar untuk mengambil segelas air putih.
Ketika Rae membuka pintunya dengan pelan, terdengar suara TV yang menyala, membuat Rae agak tegang, berharap penyebabnya bukan karena ada hal yang mistis. Dengan hati-hati Rae melihat ke arah ruang TV yang letaknya berada di tengah-tengah ruangan sehingga banyak ruangan kosong di sekeliling beberapa sofa dan TV.
Ternyata hanya ada Seokjin yang sedang menonton film sendirian. Sifat jahil Rae muncul kembali, tersenyum senang, melebarkan bibirnya dari ujung pipi sampai ujung pipinya lagi. Ternyata masih ada hiburan di sela-sela kegelisahannya.
Rae mengendap-endap pelan dari belakang Soekjin dan menepuk bahu kanannya pelan, kemudian dengan gesit bersembunyi di belakang sofa.
Soekjin tersentak kaget tetapi masih belum mengeluarkan suara apa-apa. Ia melihat ke belakang, tetapi ia tidak menemukan siapapun. Jantungnya berdegup dengan kencang sembari berusaha berpikir positif, mungkin hanya perasaannya saja.
Ia kembali menonton TV, berusaha menenangkan pikirannya, tidak lama kemudian ada yang menyentuh bahu kirinya. Soekjin terlonjak kaget lagi dan sekarang ia mulai mengeluarkan suara ketakutan. Yakin kalau memang bukan perasaannya saja, kemudian..
"WAAAAHHH!! " Seru Rae keras dari belakang Soekjin sambil menyentuh kedua pundaknya keras.
"AAAAARRRRRGGHHHH!!" Seru Seokjin lebih keras sambil mengibaskan kedua tangannya kencang sekali berusaha menutupi wajahnya yang sangat ketakutan.
Rae langsung menutup mulut Seokjin agar tidak ada suara lagi yang keluar dari mulutnya karena ia bisa membangunkan Ken dari kamarnya.
Soekjin yang masih merengek di balik tangan Rae langsung menepis tangan Rae ketika ia melihatnya cekikikan sambil mengisyaratkan Soekjin untuk tidak berisik.
"Yah! Kamu tuh ya, mau bikin aku jantungan? Gimana kalau aku mati karena gagal jantung, hah?" Serunya kemudian dengan nada cepatnya, kesal.
"Abis, mangsa empuk banget sendirian gini malem-malem, gelap-gelapan." Jelas Rae yang masih menahan tawanya dengan cekikikan kecil.
"Aku belum bisa tidur!" Seru Seokjin kemudian menarik selimutnya yang berada di sofa untuk menutupi tubuhnya yang masih gemetaran sambil kemudian menyandarkan kakinya kembali pada meja pendek yang berada di antara sofa dan TV.
"Kenapa gak bisa tidur?" Tanya Rae yang kemudian berjalan ke arah dapur yang menyatu dengan ruangan tersebut sambil mengambil gelas dan menuangkan air ke dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Men in Her Life
FanficRae adalah seorang gadis sederhana yang bekerja sebagai koordinator tim produksi periklanan. Hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan dan orang-orang disekitarnya. Ibu, kakak, sahabat kakaknya yang sangat tampan, sahabatnya yang selalu ada untuknya, a...