"Kita mau ke mana sih, Hobi?" Rae bertanya sedikit kesal.
Mereka berdua sedang berada di perjalanan menuju suatu tempat yang jauh. Rae bisa menebaknya karena Hoseok menyuruhnya membawa beberapa pakaian ganti dan sekarang mereka sudah di perjalanan selama 1 jam menggunakan mobil Hoseok.
Dari awal Rae selalu menanyakan apa yang mereka akan lakukan atau ke mana mereka akan pergi, Hoseok selalu mengalihkan pembicaraannya dengan mengatakan hal-hal yang kurang penting, misalnya dengan mengeluh kalau hari sudah siang dan mereka harus segera bergegas, atau jalanan yang macet.
"Lampu merah lagi kan! Sial deh kayaknya aku, gak pernah dapetin lampu hijau," ujar Hoseok mengeluh sambil menepuk setirnya pelan.
"HOBI !!," teriak Rae keras mengagetkan Hoseok yang duduk di sebelahnya.
"Kaget," ungkapnya sambil mengelus dada.
"Kenapa sih kamu gak jawab-jawab pertanyaan aku?" Rae bertanya kesal, suaranya sekarang bisa mengalahkan suara musik hip-hop yang memenuhi seisi mobil.
"Pertanyaan apa?" Hoseok bertanya pura-pura tidak paham.
"Kamu sekali lagi gak jelasin apa-apa, aku turun sekarang dari mobil ya," ancam Rae sambil menaruh tangannya di kenop pintu mobil.
Melihat sikap Rae, Hoseok pun langsung menahannya untuk pergi.
"Ke Gwangju," seru Hoseok kemudian, berusaha menahan Rae yang sebenarnya tidak akan turun dari mobil.
Rae membalalakan matanya. "Gwangju?"
"Iya, kita mau pergi ke Gwangju," cengir Hoseok.
"GWANGJU!?"
"I know, I know, I'm Sorry, aku gak bilang ke kamu sebelumnya, tapi kalau aku bilang kita harus ke sana, kamu pasti gak akan mau ikut, kan?" rengek Hoseok.
"Is this kidnapping?" Rae berbisik tidak percaya kalau dia dibawa secara paksa.
Hoseok hanya terkekeh canggung. "Maaf~"
"Ngapain kita jauh-jauh ke Gwangju?"
Hoseok menelan ludahnya, dia saja sudah takut dengan rekasi Rae karena jawaban Hoseok sebelumnya, kali ini Hoseok jadi semakin takut untuk menjawab.
"Ketemu orang tua aku," bisiknya pelan tetapi bisa terdengar jelas oleh Rae.
Rae sekarang mengerutkan keningnya, "why?"
"Oh, lampu hijau." Hoseok kembali mengalihkan pembicaraan, lalu menancap gasnya.
"Hobi, jangan pikir kamu gak bisa nyetir sambil ngomong, ya!" Rae berucap tegas.
Hoseok menghembuskan nafasnya cepat. "Aku tuh sebenernya mau minta tolong sama kamu, tapi gak tau harus bilangnya gimana, karna aku malu," ungkap Hoseok tidak berani menatap wajah Rae dan hanya fokus ke arah jalan di depan.
Rae masih menunggu penjelasan Hoseok yang masih belum jelas.
"Kamu tau gak sih, aku mau minta tolong ke kamu perihal ini tuh lebih susah daripada aku minta sex ke kamu?"
Rae memukul bahu Hoseok yang kemudian tertawa atas candaannya sendiri. Rae masih menunggu penjelasan dari Hoseok, dia diam saja, dia sudah tidak mau bertanya karena itu membuatnya lelah.
Suara deru mobil melaju kencang terdengar dari segala sisi, suara musik hip-hop yang diputar oleh Hoseok juga masih terdengar jelas, pemandangan yang tidak familiar bagi Rae bergerak cepat di luar jendela.
"Aku malu, soalnya aku mau minta tolong ke kamu untuk pura-pura jadi pacar aku di depan orang tua aku."
Rae melongok semakin tidak percaya dengan setiap perkataan yang keluar dari mulut Hoseok. "Are you joking?"
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Men in Her Life
FanfictionRae adalah seorang gadis sederhana yang bekerja sebagai koordinator tim produksi periklanan. Hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan dan orang-orang disekitarnya. Ibu, kakak, sahabat kakaknya yang sangat tampan, sahabatnya yang selalu ada untuknya, a...