Present Time
Suara handphone Rae berbunyi, membangunkannya dari mimpi. Rae mengambil handphone dan mematikan alarmnya, berbeda dari hari-hari yang lain, kali ini dia tidak beranjak dari tidurnya, kali ini dia malah menarik selimutnya semakin ke atas agar badannya terasa hangat.
Rae sudah memutuskan saat sehari sebelumnya, yaitu hari di mana dia bertemu Joshua lagi setelah sekian lama, kalau dia akan mengambil cuti untuk satu hari saja. Dia disarankan Jimin dan Namjoon untuk mengambil cuti tersebut dan kali ini Rae mengikuti saran mereka. Mentalnya kali ini benar-benar membutuhkan istirahat, lagipula tidak begitu banyak pula kerjaan yang dia harus lakukan untuk saat ini.
Bolak-balik Rae memutar tubuhnya, tetapi dia tidak bisa kembali tidur, pikirannya penuh dengan mimpinya yang panjang. Mimpi tentang kenangannya saat dia bersama Joshua. Bisa dibilang kalau mimpinya buruk, tetapi tidak semuanya buruk, ada kenangan-kenangan yang menurut Rae masih bisa dinyatakan sebagai kenangan yang indah.
Setelah diingat-ingat kembali, saat itu Rae pulang dengan keadaan terburuknya. Saat itu ibu dan mas Ken sedang berusaha menunggu dan mencari informasi dari kerabat-kerabat soal keberadaan Rae, dan mereka menemukan Rae kembali pulang dengan sepatu kotor, kaki yang bergetar dan keringat yang bercucuran.
Saat itu ketika dia melihat keluarganya, Rae langsung menangis di dalam pelukan mereka. Ibu dan mas Ken yang kebingungan hanya berusaha menenangkan Rae, mereka tidak marah dan tidak kesal, mereka hanya mencoba untuk mengerti. Hanya kata maaf yang diucapkan berkali-kali oleh Rae, tanpa harus dipahami oleh ibu dan mas Ken apa alasannya, mereka hanya menjawab kalau semuanya akan baik-baik saja.
Setelah seminggu berlalu dengan keadaan Rae yang hanya diam saja di dalam kamar yang gelap, akhirnya ibu memutuskan untuk memanggil temannya yang merupakan seorang psikiater karena ibu sudah tidak sanggup melihat keadaan Rae yang hampir gila.
Rae di diagnosis dengan depresi berat dan PTSD. Dia melalui terapi selama satu bulan, kebanyakan terapinya berhubungan dengan seni. Dokternya sering kali memberikan tugas kepada Rae untuk menggambar sesuatu yang mengekspresikan perasaannya. Tentu saja kebanyakan dari gambar yang Rae lukiskan berwarna gelap dan cenderung berbentuk menyeramkan, tetapi seiringnya waktu berjalan dia mulai menambahkan warna-warna ke dalam lukisannya dan mulai menceritakan sesuatu lewat gambarnya.
Akhirnya Rae bisa lebih terbuka daripada sebelumnya. Dia pun menceritakan hampir seluruh kenangan tarumatic-nya kepada ibu dan mas Ken. Mereka tentu saja tidak menyangka hal tersebut bisa terjadi kepada Rae. Mereka menyalahkan diri mereka sendiri, merasa tidak bisa menjaga Rae dengan baik, tetapi mereka juga bersyukur, setidaknya Rae bisa menceritakan masalahnya selama ini kepada mereka.
Selama satu tahun Rae menyembuhkan dirinya agar kembali normal, kembali untuk tidak melukai dirinya sendiri, dan berusaha kembali untuk bahagia. Terapinya berhasil, bahkan Rae menjadi sangat menggemari bahasa visual karena dia sering membuat gambar dan lukisan-lukisan yang ilustratif.
Akhirnya Rae berkuliah di jurusan Seni Rupa dan mulai saat itulah kecintaannya dengan seni rupa semakin membesar. Rae jadi memiliki tujuan hidup yang baru.
Walaupun begitu, ternyata sulit juga untuk benar-benar melupakan traumanya, terkadang dia masih bisa breakdown ketika ada sesuatu yang men-trigger-nya. Saat itu terjadi dia harus minum obat agar menenangkannya dan menjauhkannya dari pikiran-pikiran jahat.
Saat kuliah dia masih sering ter-trigger dengan hal-hal kecil, seperti menonton berita pelecehan sexual atau sekedar menonton thriller tertentu, tetapi lama-kelamaan keadaannya membaik, bahkan saat kerja dia sudah bisa menjalani harinya yang cukup normal, sampai kejadian media sosial itu terjadi beberapa minggu yang lalu dan kejadian kemarin saat bertemu dengan Joshua kembali di kehidupannya yang sudah tenang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Men in Her Life
FanfictionRae adalah seorang gadis sederhana yang bekerja sebagai koordinator tim produksi periklanan. Hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan dan orang-orang disekitarnya. Ibu, kakak, sahabat kakaknya yang sangat tampan, sahabatnya yang selalu ada untuknya, a...