Seminggu sudah berlalu, hari yang membuat Rae cemas akhirnya datang juga.
Rae menunggu di meja kantornya, memperhatikan pintu masuk kantor setiap satu menit sekali, menunggu Yoongi. Harusnya dia tidak setegang ini, harusnya dia tidak sepeduli ini.
Saat ini Rae sudah tidak sedih lagi jika mengingat kembali mantannya. Dia sudah melewati tahap itu setelah dia memimpikan kenangannya saat mereka putus, tetapi untuk bertemu lagi dengan mantan kekasihnya membuat jantungnya masih berdebar. Dia belum siap, dia masih canggung, dia masih bingung harus menghadapinya seperti apa.
Pertemuan Rae dengan Yoongi seminggu yang lalu itu merupakan pertemuan yang amat canggung. Rae selalu menggigit kuku jarinya setiap kali dia mengingatnya, dia tidak mau mengulangi kejadian itu lagi.
Seseorang memasuki kantor, Rae menengok ke arah pintu depan, ternyata yang masuk bukan yang dia tunggu-tunggu. Rae menjatuhkan tubuhnya pada kursinya.
Bukan, bukan dia, ungkapnya di dalam hati.
"Nungguin ya?" Jimin bertanya di hadapannya, nyengir mengejek melihat tingkah Rae yang sudah bisa dia baca dengan jelas.
Rae hanya membuang mukanya, sebal dengan pertanyaan Jimin.
Rae menggerakkan kaki kanannya dengan cepat, matanya tertuju pada layar monitor tetapi pikirannya entah kemana.
Seseorang kembali membuka pintu masuk kantor. Wajah pucat yang sedari tadi di tunggu Rae akhirnya datang. Tidak seperti biasanya Yoongi mengenakan baju yang sopan hari ini, kemeja putih yang pas pada badannya dan juga dasi berwarna gelap.
Rae hampir saja memperhatikan Yoongi dengan wajah melongo tidak percaya, tetapi tidak lama kemudian dia langsung tersadar kalau itu Yoongi, mantannya. Dengan cepat Rae langsung membuang mukanya, pura-pura sibuk dengan kegiatannya.
Ternyata dia memang belum siap untuk bertemu dengan Yoongi, apalagi sekarang, saat Yoongi terlihat sangat tampan.
Namjoon menyambut Yoongi. Namjoon yang berpakaian lebih rapih dari Yoongi karena menggunakan jas sudah dari tadi berdiri di dekat pintu masuk, menyambut tamu-tamu yang berdatangan ke kantornya.
Ia menjulurkan tangannya untuk memberi salam, tetapi tangan Yoongi berada di dalam saku celananya, sehingga dia hanya menganggukkan kepalanya tidak merespon tangan Namjoon yang menjulur ke arahnya.
Namjoon masih tersenyum, menarik tangannya canggung. Yoongi yang tidak suka berbasa-basi mulai memindai seisi ruangan. Mencari sosok yang dia kenal. Sampai akhirnya dia menemukan Rae sedang bekerja di mejanya bersama dengan Jimin di meja seberang.
"Dia nyamperin aku?" Rae berbisik kaget ketika melihat Yoongi dengan sudut matanya kalau dia sedang berjalan ke arah Rae.
Jimin melihat ke arah Yoongi mencari tahu. "Iya kayaknya," jawabnya santai lalu melambaikan tangan ke arah Yoongi.
Rae langsung berdiri dari tempat duduknya, pergi meninggalkan Jimin. Dia jelas-jelas menghindar dari Yoongi.
Kebetulan meja Jungkook agak dekat dengan mejanya, dia berjalan cepat menuju meja Jungkook dan pura-pura ada urusan dengannya. Rae merangkul bahu Jungkook yang sedang mengedit video. Mereka membelakangi Yoongi.
"Ada apa, kak?" Tanya Jungkook ke arah Rae.
"Ssstt.." Lanjut Rae menyuruh Jungkook untuk tidak berbicara agar dia bisa mendengarkan lingkungan sekitarnya, siapa tahu Yoongi memutuskan untuk menghampirinya lagi.
Jungkook yang bingung dengan jawaban Rae berusaha membalikan badannya untuk melihat ke arah meja Rae. Rae yang melihat kepala Jungkook yang berputar kebelakang langsung mendorongnya kembali agar menghadap ke monitor.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Men in Her Life
FanficRae adalah seorang gadis sederhana yang bekerja sebagai koordinator tim produksi periklanan. Hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan dan orang-orang disekitarnya. Ibu, kakak, sahabat kakaknya yang sangat tampan, sahabatnya yang selalu ada untuknya, a...