"Mau snack kentang ini juga, gak?" Tanya Namjoon kepada Rae sambil memegang bungkus snack besar dan memperlihatkannya kepada Rae."Boleh, kita butuh snack yang asin soalnya kalau kita beli kue tart." Jawab Rae mengambil snack tersebut dari tangan Namjoon dan memasukannya ke dalam kereta belanja. Tangannya sedikit gemetaran.
Sudah seharian ini jantung Rae rasanya dipukul dari dalam dengan kencang. Melihat Namjoon yang gagah dengan sweater hitamnya membuat Rae sering menarik nafas dalam-dalam untuk mencegah dirinya sendiri agar tidak teriak kegirangan.
"Oh! Gimana kalau snack yang pedes juga?!" Seru Namjoon tiba-tiba mengambil snack rasa pedas yang baru dilihatnya, membuat snack disekitarnya terjatuh karena kecepatan tangan Namjoon.
Beberapa snack yang berada di rak berjatuhan, Namjoon menghembuskan nafasnya, mengutuk dirinya sendiri di dalam hati atas kecerobohannya. Rae hanya tertawa kecil sambil kemudian membantu Namjoon untuk menyusun kembali snack tersebut ke tempatnya.
"Kamu pasti malu ya kalau aku kayak gini di tempat umum." Ungkap Namjoon. Senyumnya kecut.
"Engga kok," Jawab Rae ceria berusaha menghibur Namjoon. "Lagipula aku gak pernah mikir kak Namjoon ceroboh selama ini, aku mikirnya kak Namjoon tenaganya terlalu besar jadi sampai gak bisa di kontrol. Hahaha.." Tawanya canggung.
Mendengar ungkapan Rae barusan membuat Namjoon lega dan tersipu. "Aku baru denger pemikiran kayak gitu, selama ini orang-orang bilangnya tangan aku itu tangan perusak.
Mereka berdua sedang berada di supermarket dekat dengan kantor mereka, karena belanjaannya cukup banyak, mereka meminjam mobil Jimin. Keduanya tidak memiliki kendaraan pribadi selain sepeda yang digunakan Namjoon.
"Udah cukup segitu aja kan keperluan pestanya?" Tanya Namjoon sambil mendorong kereta belanjaannya.
"Cukup, tinggal beli kue nya hari senin nanti." Balas Rae yang berjalan mengikuti Namjoon di sebelahnya.
"Sekarang temenin aku belanja untuk kebutuhan sehari-hari aku, yuk." Ucapnya sambil berjalan ke lorong di mana bahan-bahan segar seperti sayur dan buah-buahan berada.
"Okay." Jawab Rae singkat menyembunyikan rasa antusiasnya dengan baik.
Mereka sudah ada di lorong tempat sayuran dan buah-buahan, bersandingan dan berjalan menyusuri lorong bersama, seperti sepasang kekasih yang baru menikah.
Namjoon mengambil beberapa buah, daging dan sayuran untuk kebutuhan di rumahnya. Lalu mereka berjalan ke lorong untuk kebutuhan domestik.
"Aku butuh shampoo." Ujar Namjoon sambil melihat list belanjaan yang ada di handphone-nya.
Dengan sigap Rae mengambil shampoo yang beraroma buah-buahan dari rak shampoo dan menaruhnya di dalam kereta belanja. Kemudian Namjoon menatap Rae bingung.
"Kok kamu tahu aku pakai shampoo ini?" Tanyanya heran.
Rae langsung tidak bisa berkata-kata, tenggorokannya kering. Dia selalu tahu produk shampoo yang digunakan Namjoon karena wanginya yang khas.
Setiap kali Rae belanja untuk keperluannya sehari-hari, ia selalu menyempatkan diri untuk menghirup wangi shampoo tersebut walaupun tidak membelinya, hanya untuk mengingatkan dirinya kepada wangi rambut Namjoon untuk sesaat.
"Nebak." Bohong Rae.
"Tebakan yang bagus." Jawab Namjoon kemudian tidak menyadari reaksi Rae yang sangat gugup sekarang ini. "Aku lebih suka wangi buah-buahan daripada wangi yang maskulin." Ucapnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Men in Her Life
FanfictionRae adalah seorang gadis sederhana yang bekerja sebagai koordinator tim produksi periklanan. Hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan dan orang-orang disekitarnya. Ibu, kakak, sahabat kakaknya yang sangat tampan, sahabatnya yang selalu ada untuknya, a...