Nafas Jimin sekarang sudah mulai teratur, mereka sedang berada di luar klub. Rae mengelus-elus punggung Jimin pelan sementara sahabatnya menyandarkan tubuhnya menggunakan kedua tangannya di atas tong sampah besar.
Jimin mengangkat tubuhnya kemudian menjauh dari tong sampah tersebut. Kepalanya mendongak ke atas mencari udara segar, lehernya panjang menjulang. Keluar embun dari dalam mulutnya karena hawa yang dingin malam ini, nafasnya berat. Bahkan dengan keadaan yang menjijikan, Jimin masih terlihat keren.
Dia mengeluarkan suara desahan panjang, mengeluh karena perutnya yang masih terasa tidak enak.
"Maaf ya." Ungkapnya singkat. Jimin merasa lemah hari ini. Dia tidak mau menunjukan sisi rentannya kepada Rae saat ini. Dia merasa sudah merepotkan Rae dan Jungkook. Dia merasa malu.
"Gak perlu minta maaf." Jawab Rae menggelengkan kepalanya.
Mereka berada di trotoar jalan. Terdengar suara cekikikan Jimin di jalanan yang sepi. "Haaahh.. tapi aku happy hari ini." Ucapnya tersenyum melihat ke atas langit.
"Kapan kamu gak happy kalau ada alkohol?" Ujar Rae lebih seperti sindiran daripada pertanyaan.
Jimin terkekeh lagi.
Suara knalpot mobil Jungkook yang berat terdengar mendekat ke arah mereka, sampai akhirnya mobil itu berhenti tepat di depan Rae dan Jimin yang berada di trotoar.
"Ayok, masuk!" Serunya dari dalam mobil ketika kaca mobilnya turun ke bawah.
Rae menuntun Jimin agar masuk ke bagian belakang mobil hitam Jungkook. Kemudian dia menutup pintunya dan masuk ke bagian depan mobil, duduk di kursi penumpang sebelah Jungkook.
Setelah Rae memberi tahu alamat rumahnya kepada Jungkook, Jungkook langsung menancap gasnya dan mulai fokus pada jalan di depannya.
Rae menengok ke belakang, Jimin menidurkan tubuhnya di kursi belakang yang panjang.
"Bangun Jimin!" Perintah Rae kepadanya. "Duduk! Pake seatbelt-nya!"
Jimin mengeluh tetapi dia menurut dan melakukan apa yang Rae perintahkan kepadanya.
"Kayaknya aku mabok deh." Ungkap Jimin tiba-tiba.
"No shit, Sherlock!" Seru Jungkook sarkastik. Tentu saja Jimin mabuk.
Jimin tertawa.
"Pemirsa, berita mengecewakan datang dari Coffee Club tepat pada pukul 1 lebih 26 malam," Ejek Jungkook sambil menirukan suara seorang pembawa berita. Tawa Jimin semakin keras terdengar di belakang mobil. "Seorang pria bernama Park Jimin ditemukan mabuk di pinggir jalan. Jika bukan karena temannya Jeon Jungkook dan..." Kata-kata Jungkook terpotong kemudian dia menatap wajah Rae, meminta balasan darinya.
"Lee Narae." Jawab Rae memberi tahu nama lengkapnya sambil tersenyum memperlihatkan giginya, dia melihat wajah Jungkook yang sedang bersandiwara.
"Jika bukan karena temannya Jeon Jungkook dan Lee Narae," ulang Jungkook, "dia akan di temukan terkapar di pinggir jalan."
Rae dan Jimin tertawa keras. Rae tidak menyangka Jungkook yang pemalu itu memiliki selera humor yang tinggi dan bisa melucu seperti ini.
Tawa Jimin sekarang menjadi rengekan kecil ketika Jungkook membelokan mobilnya. Rae tahu betul kalau Jimin mudah mabuk mobil, ditambah lagi dia memang sudah mual karena alkohol. Pasti rasanya tidak menyenangkan.
"Kamu gapapa?" Tanya Rae menengok ke belakang. Jimin hanya bisa merengek sambil memegang perutnya.
Rae tidak tega melihatnya seperti ini. Apakah sebaiknya Jimin menginap saja di rumahnya yang lebih dekat daripada harus lama berada di mobil lagi agar sampai ke apartemen Jimin?
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Men in Her Life
FanfictionRae adalah seorang gadis sederhana yang bekerja sebagai koordinator tim produksi periklanan. Hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan dan orang-orang disekitarnya. Ibu, kakak, sahabat kakaknya yang sangat tampan, sahabatnya yang selalu ada untuknya, a...