Rae berjalan gontai keluar kantor, menuju kantor lain yang letaknya dua lantai di bawah, ia sengaja menggunakan tangga darurat agar memperlambat gerakannya menuju Genius Lab. Berharap ia tidak bertemu dengan mantan kekasihnya.
Sesampainya di sana ia menghela nafas panjang dan mendorong pintu kantor menuju lobby di mana seorang receptionist yang bisanya duduk di meja lobby menyambutnya.
"Halo kak Rae!" Sambutnya ramah.
"Hai Roxy!" Balas Rae tidak kalah ramah.
"Mau ketemu kak Yoongi?" Tanyanya lagi. Membuat Rae semakin gugup.
"Engga juga sih, aku hanya mau ketemu sama salah satu produser aja, siapapun boleh, kalau bisa yang lagi gak sibuk aja sekarang." Jawabnya berharap Yoongi sangat sibuk saat ini.
"Oh, kalau dilihat di jadwal sih, kak Ravi sekarang yang lagi gak sibuk, mau aku bikinin janji temunya sekarang?" Tanya Roxy.
Rae dengan antusias menjawab, "iya! Kak Ravi aja!"
"Okay, tunggu sebentar ya." Roxy mengangkat telfonnya santai menanyakan kepada Ravi apakah ia bisa bertemu dengan Rae. Kemudian ia menutup telfonnya.
"Ayo kak, biar aku anter ke ruangannya kak Ravi." Ujarnya sambil membukakan pintu menuju kantor Genius Lab.
Rae mengikutinya, dia sudah sering masuk ke Genius Lab, tapi sekarang rasanya ia sudah asing dengan tempat ini. Ia menyusuri lorong-lorong bersama dengan Roxy. Melewati studio Yoongi yang tertutup dan kemudian masuk ke dalam studio Ravi yang terbuka. Roxy mempersilahkan Rae masuk, kemudian ia berjalan pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Hai Rae, apa kabar?" Sambut Ravi ramah sambil merangkul tubuh Rae singkat.
"Hai, baik." Jawab Rae sambil kemudian duduk di sofa yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Ada apa? Kok tumben mau ngobrol sama aku?" Tanya Ravi dengan suaranya yang serak dan dalam sambil duduk di sebelah Rae.
Rae menceritakan permintaan pembuatan jingle untuk iklan terbarunya kepada Ravi, menjelaskan serinci mungkin konsepnya sampai ke berapa harga pembayaran dan royalty yang akan diberikan kepadanya untuk pembuatan jingle tersebut. Sepanjang penjelasan Rae, Ravi hanya mendengarkan sembari sesekali mengerutkan keningnya.
"Kita sih dengan senang hati nerima kerjaan dari MonStudio, tapi biasanya kamu selalu minta tolong Suga, kan?" Tanya Ravi menyebut nama panggung Yoongi.
"Iya sih, tapi kan kalian sama-sama Genius Lab, siapaun yang ngerjain gak masalah kan, yang penting aku udah nyampein pesannya ke kamu." Jawab Rae menghindari pertemuannya dengan Yoongi yang sepertinya akan berhasil, "lagipula dia sibuk kan." Ungkap Rae beralasan.
"Sibuk, gak sibuk juga biasanya kamu masuk aja ke ruangannya kan?" Tanya Ravi yang tidak peka kalau Rae tidak ingin bertemu dengan Yoongi. "Yuk, aku anter ke studio-nya!" Seru Ravi naif sambil berdiri dengan gesit dan menarik tangan Rae yang langsung ikut berdiri juga mengikutinya.
"Gak, ah, gak perluuu!" Seru Rae yang terdengar ketakutan, "nanti aku ganggu!" Ucapnya meyakinkan Ravi, tetapi Ravi yang masih belum peka terus menarik tangan Rae menuju studio Yoongi.
"Gapapa, gak akan ganggu kok!" Jawabnya santai. Ravi kemudian membuka pintu studio tersebut, memperlihatkan sesosok pria sedang memunggungi mereka berdua, asik sendiri mendengarkan lagu yang sedang ia produksi.
Jantung Rae berdegup kencang setelah melihat punggung Yoongi. Kemudian Ravi mendorong Rae masuk ke dalam studio dengan cuek dan menutup pintu studionya, sampai-sampai Rae belum bisa berkata apa-apa untuk menolak masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Men in Her Life
FanfictionRae adalah seorang gadis sederhana yang bekerja sebagai koordinator tim produksi periklanan. Hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan dan orang-orang disekitarnya. Ibu, kakak, sahabat kakaknya yang sangat tampan, sahabatnya yang selalu ada untuknya, a...