"CUUTT!!" Seru Rae keras, suaranya memenuhi seluruh ruangan studio, membuat ruangannya bergema.
"Okay, that's a wrap." Ujarnya kemudian disambut oleh tepuk tangan dan helaan nafas panjang dari seluruh tim produksi dan beberapa tim kreatif.
Pembuatan video iklan sepatu akhirnya selesai hari ini. Para talent yang sedang duduk di sofa yang dijadikan properti untuk syuting segera berdiri dan ikut bertepuk tangan.
Talent-nya adalah keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak laki-laki. Mereka adalah keluarga yang sering membuat vlog kegiatan mereka sehari-hari di rumah. Mereka cukup terkenal dan pengikut di YouTube channel-nya sudah lebih dari satu juta orang.
Rae menghampiri mereka dan menjabat tangannya, sangat berterimakasih atas partisipasi mereka hari ini. Para talent akhirnya diantar kak Jessi untuk mengganti pakaian mereka kembali.
Rae memperhatikan studionya yang sekarang sudah menjadi ruang keluarga dadakan. Dinding-dinding tipis yang terbuat dari papan triplek berwarna abu-abu kecoklatan dihiasi oleh lukisan-lukisan minimalis, dindingnya mengelilingi sofa, rak buku, meja kopi, tanaman dan beberapa barang lainnya yang merupakan properti dari pembuatan iklan hari ini.
Wangi cat baru dari dinding triplek tersebut membuat hatinya hangat, suara karyawan yang sedang membereskan kamera dan peralatan produksi terdengar merdu. Segala hal kecil menjadi sangat indah di mata Rae hari ini.
Rae menghembuskan nafasnya panjang sambil tersenyum dengan sangat lebar. Sangat berbeda dari hari sebelumnya, hari ini ia merasa senang sekali. Rasanya alam semesta sedang berbaik hati kepadanya.
Jimin yang sedang memperhatikan Rae melihatnya dengan kebingungan. Apa yang terjadi dengannya setelah pulang kerja kemarin sampai-sampai Rae merubah sikapnya 180 derajat.
Setahu Jimin, sudah 3 hari Rae mengalami perubahan emosi yang berlebihan.
Dua hari yang lalu Rae terlihat sedih setelah kembali dari Genius Lab. Untuk hal tersebut, Jimin tahu alasannya karena Rae kemungkinan besar bertemu dengan Yoongi sehingga membuat mood nya turun. Jimin belum menanyakan secara jelas apa yang terjadi karena saat itu ia sibuk memesan properti yang sesuai untuk produksi iklan, tetapi Jimin bisa menyimpulkan bahwa itu memang yang terjadi kepada Rae 2 hari yang lalu.
Lalu hari kemarin sepertinya Rae kerasukan makhluk yang berasal dari inti bumi. Sepanjang hari emosinya meluap-luap, dia sering cepat kesal dengan hal-hal kecil yang sebelumnya bukanlah masalah besar bagi Rae. Untuk hal ini Jimin hanya bisa menerka bahwa dia masih kesal karena pertemuannya dengan Yoongi sehari sebelumnya.
Tetapi hari ini emosi Rae sangat membuat Jimin kebingungan. Dia terlihat sangat senang, seperti semua masalahnya hilang begitu saja. Jimin tahu betul, Rae bukanlah orang yang mood-nya cepat berganti. Pada saat dia putus dengan Yoongi saja, wajahnya murung selama beberapa hari.
Pasti ada alasannya kenapa dia seperti ini.
"Kesurupan apa kamu? Hari ini kok beda banget sama kemarin-kemarin?" Tanya Jimin kemudian berdiri di sebelah Rae, tidak bisa menahan rasa penasarannya.
"Hmmm??" Gumam Rae dengan nada bertanya. Senyumannya merekah dari ujung pipi kanan sampai ujung pipi kiri. "Beda gimana?" Tanya Rae lembut, menengokan kepalanya ke arah Jimin.
"Ngaca gih, terus bandingin muka kamu sekarang sama muka kamu di video ini yang aku rekam kemarin waktu kamu marah-marah sama tim produksi." Jelasnya sambil mengeluarkan handphone dari dalam sakunya mencari video yang dimaksud.
"Hahahahahaha, maaf ya." Balas Rae ceria. Jimin memasukan kembali handphone-nya ke dalam saku, merasa Rae tidak perlu lagi melihat dirinya sendiri kemarin karena sudah sadar atas kelakuannya yang tidak menyenangkan itu.
"Jangan minta maaf ke aku, minta maaf sana sama tim produksi." Ujar Jimin kemudian.
"Iyaaa, nanti aku minta maaf sama Yeonjun, Beomgyu dan Jungkook." Balas Rae dengan wajah damai.
"Kasian loh Jungkook kemarin, kayaknya kaget gitu lihat kamu marah-marah. Mukanya itu loh.. hahahahahaha.. bikin ngakak! Lihat deh!" Jimin mengeluarkan lagi handphone dari dalam sakunya, kali ini dia ingin memperlihatkan wajah Jungkook ketika Rae memarahi tim produksi.
Rae menutup mulutnya khawatir sudah membuat Jungkook kapok kerja bersamanya."Oh ya? Duh, aku jadi gak enak." Ungkapnya.
"Iya, kalau Yeonjun sama Beomgyu sih udah biasa kamu kadang marahin, tapi kan kalau Jungkook baru mulai kerja di sini." Jawab Jimin sambil mencari video yang dia ingin tunjukan.
Suara Rae terdengar keras dari speaker handphone Jimin. Rae menutup matanya sedikit menggunakan jemarinya, ia tidak suka melihat dirinya seperti itu. Dia sadar bahwa hal yang dia lakukan kemarin merupakan hal yang menyebalkan.
Video yang sebelumnya fokus kepada wajah Rae yang merah karena sedang kesal sekarang beralih kepada tim produksi yang sedang dimarahi. Yeonjun dan Beomgyu tidak memperlihatkan ekspresi yang berlebihan, mereka hanya sesekali menganggukkan kepala mereka seperti mengisyaratkan kalau mereka sudah mengerti, tetapi Jungkook berwajah lain.
Terlihat dari video mata Jungkook yang sebelumnya memang sudah besar sekarang semakin melebar, mulutnya bahkan sedikit terbuka. Terdengar juga suara Jimin yang terkekeh di belakang kamera.
"Hahahaha, lucu kan?" Ujar Jimin yang lebih menyatakan daripada bertanya.
"Kasiaaann.." Balas Rae khawatir, "tapi iya sih, mukanya cute banget, hahaha." Lanjut Rae setelah melihat wajah Jungkook yang seperti anak SD dimarahi ibunya karena terlambat pulang ke rumah.
"Ngeliatin apa sih kalian? Ketawa-ketawa berduaan aja?" Tanya kak Jessi yang tiba-tiba sudah berada disebelah mereka. Berbasa-basi sambil menunggu talent-nya yang sedang ganti baju.
"Ini loh, kak, lihat deh." Jimin kali ini mengarahkan handphone-nya kepada Jessi. Jessi menontonnya sambil sesekali ikut cekikikan dengan Jimin.
"Aaawww, poor baby." Ungkapnya setelah melihat wajah Jungkook. "Tapi sekarang kamu keliatannya udah gak marah-marah lagi kayak kemarin?" Lanjut kak Jessi kepada Rae. "Apa gara-gara kamu ikutin saran aku?"
Wajah Rae seketika merah memikirkan alasan kenapa hari ini dia lebih santai dan tenang. Jessi melihat dengan jelas wajah malu Rae barusan.
"Iyaaa yaaa?! Kamu beneran ngelakuin yang aku saranin kaaann??!!" Seru kak Jessi kemudian, membuka mulutnya lebar-lebar tidak percaya.
"Apa? Saran apa? Kasih tahu!!" Seru Jimin kemudian melompat-lompat kecil tidak sabar.
Jessi dengan semangat membisikan sesuatu kepada Jimin. Mata Jimin yang sebelumnya tipis menjadi terbuka lebar mendengar bisikan Jessi yang tidak dapat didengar oleh Rae, walaupun Rae sudah tahu apa pesan yang disampaikan Jessi.
Setelah mendengar bisikan Jessi, entah kenapa tubuh Jimin menjadi tegang, matanya menatap kedepan, kosong. "K-kamu serius ngelakuin.. i-itu?" Tanyanya dengan suara bergetar.
Rae menundukan kepalanya malu, tetapi tidak bisa menahan senyumannya mengingat kembali kenangan dia bersama Hoseok kemarin.
"Iyalah pastiii!! Keliatan tuh dari mukanya yang merah, hahahahaha!" Tawa Jessi memenuhi seisi ruangan.
"Sama siapa?" Tanya Jimin pelan.
"Iya, sama siapa?!" Tanya Jessi keras.
"Sama dancer," jawab Rae lebih cuek dari sebelumnya berkat Jessi yang antusias untuk mendengar cerita Rae. "Dan aku bersyukur banget kalau dia dancer, kak Jessiiiii..!!" Seru Rae kemudian yang disambut dengan teriakan melengking dari Jessi.
"It's the hip thrust isn't??" Tanya Jessi sembari menggenggam kedua tangan Rae dan melompat-lompat kegirangan, paham betul dengan apa yang dimaksud Rae kenapa dia senang berhubungan dengan seorang dancer. Rae menganggukan kepalanya antusias menjawab pertanyaan Jessi.
Mata Jimin terlihat masih kosong, seperti menerawang ke tempat lain sementara Rae dan Jessi sekarang asik bertukar cerita. Jimin sudah tidak bisa mendengar suara mereka lagi. Pikirannya sudah penuh dengan wajah itu.
"Hobi..." Gumam Jimin pelan sekali, lebih kepada dirinya sendiri, karena tidak terdengar oleh Jessi dan Rae yang masih menceritakan kisahnya kemarin.
"Tapi kan, aku juga dancer..." Bisiknya lagi, masih tidak terdengar oleh siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Men in Her Life
FanfictionRae adalah seorang gadis sederhana yang bekerja sebagai koordinator tim produksi periklanan. Hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan dan orang-orang disekitarnya. Ibu, kakak, sahabat kakaknya yang sangat tampan, sahabatnya yang selalu ada untuknya, a...