55. Dead Leaves (part 2)

14 3 0
                                    

"Kamu gapapa, Rae?" tanya Hoseok sambil berjalan keluar dari venue.

"Gapapa," jawab Rae singkat tidak berani menatap mata Hoseok yang terlihat cemas.

"Kamu diem aja loh daritadi," balasnya kemudian, berjalan bersama dengan Namjoon dan Rae menuju tempat selanjutnya.

"Iya loh, yang lain tepuk tangan sama teriak-teriak, kamu malah diem aja gak bergerak sama sekali," sambung Namjoon kemudian.

"Aku kagum aja sama lagu terakhirnya," jawab Rae tidak sepenuhnya berbohong.

"Iya, emang lagu yg terakhir barusan bagus banget ya, aku juga hampir nangis loh dengernya," jelas Hoseok antusias.

"Kayaknya itu lagu paling personal deh yang pernah dia buat," ucap Namjoon, "dia tuh bawainnya kayak pake perasaan banget, suaranya tuh keluar dari mulutnya terus masuk ke dalem diri aku gitu," jelasnya memperagakan dengan tangannya kalau ada sesuatu yang masuk ke dalam dadanya.

"Apaan sih, Joon?!! Creepy banget penjelasannya!" seru Hoseok bergidik.

"Seriusaaann!!"

Hoseok tertawa keras sambil menyebrangi jalan, menuntun Rae yang mood-nya membaik setelah mendengar pernyataan Namjoon yang konyol.

Begitu sampai di bangunan seberang, perempuan yang sebelumnya ada di dalam booth tiket sekarang berdiri di depan pintu gedung, dengan ramah dia mempersilahkan mereka masuk dan memberitahu mereka kalau pestanya berada di lantai 5 gedung tersebut.

Suasana bangunan yang mereka datangi sekarang berbeda dengan gedung sebelumnya. Bangunan ini memiliki estetika industrial, sebagian dindingnya sengaja tidak dilapis semen sehingga terlihat tekstur bata di beberapa bagian dinding, sedangkan pintu dan jendelanya berwarna putih.Tempat ini lebih menyerupai apartemen dibandingkan sebuah gedung serba guna.

Mereka menaiki lift yang cukup besar, sehingga beberapa tamu yang sepertinya akan menghadiri pesta Yoongi juga bisa masuk ke dalam lift tersebut tanpa mengantri lama.

Setelah sampai di lantai 5, mereka langsung berada di sebuah ruangan yang cukup luas. Suasana industrial masih terasa, hanya saja dinding-dinding tanpa cat tersebut tertutup oleh kain hitam sebagai hiasan pesta.

Beberapa sofa panjang berwarna hitam diletakan berkelompok-kelompok bersama dengan meja kopi yang berada di tengah ruangan. Gemerlapan, itulah definisi yang cocok untuk mendeskripsikan ruangan tersebut. Banyak sekali lampu-lampu yang menghiasi bagian atas ruangan, terdapat juga satu bola disko di tengah-tengah ruangan beserta hiasan-hiasan bintang emas yang mengelilinginya. Ini baru ruangan pesta.

Musik instrumental hip-hop terdengar di seluruh ruangan. Beberapa tamu sebagian ada yang berkerumun sambil berdiri dan sebagian lagi sedang duduk-duduk di sofa-sofa yang panjang.

Seorang pria berpakaian formal sambil membawa nampan mendekati Rae dan menawarkan minuman, "champagne?" tawarnya sambil tersenyum ramah. Rae dan Hoseok mengambil champagne dari atas nampan.

"Waw, fancy.." ucap Rae sambil berulang bersama dengan Hoseok yang langsung meminum champagne-nya.

Setidaknya alkohol bisa menenangkan rasa cemasnya saat ini. Kerumunan bukanlah masalah bagi Rae, dia biasa berada di kerumunan orang asing dan itu tidak membuatnya cemas sama sekali, tetapi kali ini dia berada di kerumunan orang-orang yang dia kenal lewat Yoongi. Dia tidak dekat dengan orang-orang nya tetapi dia tahu wajah-wajah familiar teman-teman Yoongi yang sering dia ceritakan.

Rae bisa melihat teman Yoongi saat dia kuliah dan teman sekolahnya, dia juga melihat rekan-rekan kerja Yoongi. Adora juga sedang berbincang-bincang dengan seseorang, terlihat mencolok karena warna rambutnya yang berwarna merah muda pastel.

7 Men in Her LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang