54. Dead Leaves (part 1)

10 3 0
                                    

"I'm so nervous," ucap Namjoon menahan seluruh rasa antusiasnya agar tidak terlalu terlihat memalukan.

"Kenapa gugup? Memangnya kak Namjoon belum pernah ke showcase album sebelumnya?" tanya Rae yang sedang berjalan di samping Namjoon.

"Showcase sih emang belum pernah, tapi aku udah sering nonton konser musik."

"Lah, terus karna apa dong?"

"Gak tau, karna nontonnya sama kamu mungkin," ucapnya sambil tertawa dan memamerkan lesung pipinya yang dalam.

Walaupun Rae paham kalau kata-kata Namjoon barusan merupakan candaan, tetapi tetap saja kata-kata tersebut membuat pipinya memerah.

Mereka sedang berjalan dari tempat parkir menuju Rolling Hall, tempat di mana Agust D akan mengadakan showcase-nya malam ini.

"Heh! Tungguin dong!" seru seseorang di belakang mereka yang berlari kecil menyusul keduanya.

"Udah, gak ada yang ketinggalan lagi, Hoba?"

"Gak ada," ucap Hoseok sudah menyusul mereka.

Begitu mendengar kalau dia diundang oleh Rae untuk menghadiri showcase Agust D, pertama kali yang Namjoon pikirkan adalah kenapa Rae bisa mendapatkan tiket showcase tersebut padahal tiketnya sangat terbatas dan hal kedua yang dia pikirkan adalah Hoseok sahabatnya.

Mereka berdua sangat menyukai hip-hop dari remaja. Salah satu unsur kedekatan mereka juga berasal dari genre musik tersebut. Namjoon terkadang membeli album baru untuk dia pamerkan kepada Hoseok lalu mereka mendengarkannya bersama-sama. Hoseok kemudian menari mengikuti musiknya dan membuat koreografi sendiri dari musik tersebut, Namjoon berusaha mengikutinya tetapi karena kekurang percayaan diri dan kontrol tubuh yang kurang baik alhasil tariannya sering ditertawakan oleh Hoseok dan menjadi lelucon spesial untuk mereka berdua.

Sementara itu, Hoseok yang menjadi seorang koreografer karena kecintaannya pada musik hip-hop juga diam-diam kagum kepada Namjoon yang sering membuat tulisan-tulisan berirama layaknya lirik rap. Kata-katanya begitu dalam dan filosofis. Sudah tidak diragukan lagi kalau sahabatnya adalah orang yang jenius, hanya saja terkadang Hoseok merasa sedikit kecewa dengan pekerjaan yang dipilih Namjoon, dia bisa menjadi songwriter atau lyricist yang hebat pikirnya.

"Huuhh, deg-deg-an nih aku," ucap Hoseok sama persis dengan ucapan Namjoon sebelumnya.

"You're nervous too?!" protes Rae heran kenapa mereka harus gugup padahal hanya menonton saja, bukan perform.

"OF COURSE I AM!" seru Hoseok, "This is fuckin' Agust D for God sake, aku gak pernah liat dia perform, terus sekarang aku bisa nonton showcase-nya! ARGH! I'll be crazy!"

Ternyata Hoseok merupakan fanboy yang lebih parah dari Namjoon. Rae hanya bisa membelalakan matanya tidak percaya dengan sisi Hoseok yang baru pertama kali dia lihat itu, sementara Namjoon hanya tertawa di sebelahnya.

Namjoon paham betul perasaan sahabatnya, toh dia juga yang pertama kali memperkenalkan Agust D kepada Namjoon. 'Joon, kamu harus denger ini, ada musisi baru, pertama kali bikin album aja udah kayak gini!' begitu ucap Hoseok kala itu sambil menunjukan link album Agust D yang pertama.

Sudah sewajarnya ketika Rae mengundang Namjoon untuk menonton showcase Agust D, Namjoon langsung memohon kepada Rae untuk mengajak Hoseok agar ikut dengan mereka dan yang anehnya lagi Rae langsung mengiyakan tanpa pikir panjang, membuat Namjoon semakin heran, kekuatan apa yang dimiliki Rae sehingga dengan mudahnya mendapatkan tiket.

Rae bisa mendengar teriakan Hoseok dari handphone Namjoon ketika dia mengajaknya pergi menonton. Hoseok langsung menawarkan diri untuk menjemput mereka di kantor menggunakan mobilnya karena dia tahu Rae dan Namjoon tidak memiliki kendaraan. Maka dari itulah mereka bertiga ada di sini, berjalan menuju venue di mana Agust D akan melakukan showcase keduanya.

7 Men in Her LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang