Chapter 47

57 0 0
                                    

"Hey, kok tidur di sini?" Ujar Kevin dengan suara pelannya.

Marchella mengerang, matanya mengerjap beberapa kali. Badannya terasa remuk tidur di sofa dengan laptop yang ada di atas pahanya.

"Udah bangun?" Tanya Marchella saat melihat Kevin duduk di sampingnya.

"Menurutmuu?" Tanya Kevin balik.

Marchella melirik cowok itu sinis. "Oh iya, udah enakan?" Kevin mengangguk menjawab pertanyaan Marchella.

"Mau makan malam apa? Gue mau keluar." Tanya Marchella.

"Yaudah kita bareng, makan di luar aja."

"Lo baru sehat!"

"Demam biasa doang, sayang..." Ujar Kevin membuat Marchella menatapnya heran.

"Geli tau." Ledek Marchella sembari berjalan meninggalkan Kevin yang hendak mengejarnya.

"Yaudah kita naik taksi online ya atau mau jalan kaki aja?" Tawar Marchella.

"Kita naik naik mobil pribadi aja." Jawab Kevin.

"Ga! Lo gaboleh bawa mobil dulu!"

"Kamu lah yang bawa. Nanti pulangnya aku, bisa kan?" Tanya Kevin.

Marchella terdiam, mengerjap beberapa kali menghilangkan rasa gugup yang menjelma.

"Y-ya bisa. Cuma lagi ga mood." Jawabnya asal.

"Bawa mobil aja ada moodnyaa." Ujar Kevin seraya mencubit pipi Marchella pelan.

"Yaudah aku aja yang bawa. Aku cuma demam biasa." Lanjut Kevin sebelum Marchella sempat membuka mulutnya untuk protes.

"Gue yang bawa." Final Marchella, tangannya sedikit gemetar saat memegang kunci mobil Kevin.

"Gak konsisten banget sih jadi cewe!" Ejek Kevin dan disinisi oleh wanita itu.

Sebenarnya ia masih takut untuk mengendarai kendaraan yang satu ini. Tapi ia juga tak tega jika Kevin yang harus mengendarainya. Setidaknya ia harus bisa mengatasi trauma yang sudah ada di dalam dirinya setelah ±2 tahun.

Selama perjalanan Marchella hanya bisa mengatur nafas dan jantungnya yang berdetak tak karuan. Walaupun telapak tangannya sudah basah karena keringat  setidaknya ia berhasil mengendarai mobil itu sampai dengan selamat.

Sesampainya di parkiran, Marchella menghela nafas panjang. Ia dengan tergesa-gesa keluar dari mobil dan memegang apapun yang ada di dekatnya sebagai penyangga agar tubuhnya tak ambruk.

Marchella mengatur nafasnya yang memburu. Kevin menyentuh pundaknya, membuat Marchella menoleh ke belakang.

"Lo masuk duluan, nanti gue susul." Ujar Marchella dan diangguki oleh Kevin.

Kevin mengecup kening Marchella dan berlalu masuk ke dalam salah satu restoran yang sudah mereka pilih.

Sepeninggalan Kevin, Marchella kembali ke mobil untuk meminum obat penenang nya. Ia takut jika terjadi hal-hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Setelah itu, Marchella menyusul Kevin ke dalam. "Ehh maaf-maaf!" Spontan Marchella saat pintu mobil yang ia buka hampir dan bahkan sudah menggores mobil pengunjung lain yang keluar bersamaan dengannya.

"Ga gaa! Saya yang minta maaf." Balas orang itu.

Marchella menunduk sopan saat melihat seorang pria yang terlihat lebih tua darinya berdiri di depannya. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ah iya, ini kartu nama saya. Saya udah buat mobilnya lecet. Setidaknya saya harus tanggung jawab..." Jelas Marchella sembari memberikan kartu namanya.

LOVE AND BROKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang