Awas typo bertebaran guyss...
Happy reading ~🐼
3 hari lalu, Mauren masih berbicara dengan Marchella mengatakan selamat tidur untuk gadis itu. Dan sampai saat ini, Marchella benar benar mewujudkan kata katanya untuk tidur lebih lama.
Sudah 4 hari terhitung hari ini, gadis itu belum juga bangun. Untuk Fino, Mauren sudah mengatakan kepada cowok itu jika Marchella hanya ingin tidur lebih lama, dan ia akan kembali.
"Hai Chell..." Sapa Mauren.
"Nanti gak usah sedih karena gue gak temenin. Ada kak Kevin yang mau nemenin lo sampai lo bangun." Jelasnya.
"Hari ini di sekolah gaada yang seru. Semenjak lo pindah, gue jadi lebih pendiam. Temen gue cuma Ranti sama Reno, bentar lagi Reno bakalan balik ke Jerman..."
"Oh iya, lo gak balik ke London lagi kan? Disini aja. Bareng gue."
"Kalau gue liat liat sih, lo bakalan balik..." Ujar Mauren tersenyum kecut.
"Gimana disana? Pasti lo punya banyak temen, pasti banyak yang suka sama lo."
Mauren berhenti berbicara. Ia menghela nafasnya panjang. Sudah hampir 5 hari ia seperti ini, mengajak Marchella berbicara sekedar menyapa atau berbicara tentang harinya.
Sebenarnya ia lelah. Tetapi ia tak bisa tetap diam saat berada di samping Marchella, rasanya canggung. Terlebih lagi hanya suara mesin pendetak jantung yang berbunyi.
"Chell..." Panggil Mauren.
Hening.
"Gue juga mau istirahat kayak lo." Jujurnya.
"Gue juga lelah-" Bisiknya.
"Mauren..." Panggil seseorang membuat sangat empu menoleh ke asal suara dan tersenyum tipis ke orang tersebut.
"Kak Kevin udah dateng-" Ucap Mauren seraya menggenggam tangan Marchella yang bebas dari infus.
"Gue pulang ya, besok gue balik lagi..." Lanjutnya.
Mauren berdiri dari duduknya dan mempersilahkan Kevin untuk menggantikan posisi nya.
"Gue titip Marchella... Kalau ada apa-apa, langsung telfon gue ya." Titahnya dan diangguki oleh Kevin.
"Mauren!" Panggil Kevin saat Mauren baru saja melangkah keluar dari ruangan inap Marchella.
"Istirahat..." Ujar Kevin dan hanya disenyumi oleh Mauren.
"Gue pamit kak." Jawab Mauren.
Kevin duduk dikursi yang ditempati oleh Mauren. Cowok itu menghela nafasnya panjang.
"Maaf." Gumamnya.
Kevin menyentuh telapak tangan Marchella yang terasa dingin di tangannya. Kemudian ia membalik tangan gadis itu, memperlihatkan beberapa goresan yang Marchella ciptakan sendiri.
"Chell!" Panggilnya.
"Gue akan benci lo, seandainya lo ga mau sadar..."

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND BROKEN
Ficção Adolescente(Mohon maaf untuk chapter awal yang masih berantakan) Bagi Marchella mengenal Kevin adalah hal yang paling membahagiakan selama ia hidup di dunia. Sedangkan bagi Kevin, mengenal Marchella adalah pengalaman terbaik yang pernah ada di hidupnya. Kisa...