Chapter 9

5K 176 4
                                    

"Assalamu'alaikum!" Teriak seorang gadis di depan rumah temannya.

"Marchella main yukk!!!" Teriaknya lagi.

Untuk kesekian kalinya, gadis itu mengetuk pintu rumah temannya, tapi tidak ada respon dari sumber.

"Ah ilah! Apansi nih anak satu, ga jelas banget dah, tadi nyuruh ke rumah. Sekarang udah nyampe malah gaada orangnya!" Olehnya tak karuan.

"Woe anak kambing! Lu dimana sih? Gua di depan rumah lu nih!" Teriaknya melalui ponsel.

"Ih brisik lo ren! Astaga naga guara! Iya yak, gua nyuruh lu ke rumah! Eh maap yak." Jawab orang di seberang sana.

"Apalagi alesan lo Chell! Hah? Cepetan bukain pintu. Ga mau tau gue." Kesal Mau ren dramatis.

"Ini si Kevin tadi ngajakin gatau kemana. Trus gua sekarang lagi di jalan, jadi maap yak gua ga bisa hari ini."

"Masih gua diemin. Belum aja gua sambit lo ya!" Ujarnya semakin kesal.

"Yaudah bye Ren! Udah lo balik aja."

Mauren menatap layar ponselnya. Ia menatap kesal ke ponsel itu.

"Woe Ren! Katanya mau nyambit gue! Mana?"

Gadis itu membalikkan badannya, menghadap sumber suara itu berasal. Mauren menatap kesal ke gadis di hadapannya yang sedang membuka pintu utamanya.

"Chell udah pernah di golok leher lu?" Tanyanya.

"Belom tuh... Mau dong!" Jawab Marchella mengejek.

Marchella membuka lebar pintunya, dan menutupnya kembali saat mereka sudah di dalam.

"Lu darimana?" Tanya Mauren saat mereka sudah berada di dalam kamar Marchella.

"Sekolah." Jawabnya santai.

"Serius gue. Kok lama banget kalau dari sekolah?" Tanya Mauren sekali lagi dengan raut wajah serius.

"Hm? Tadi nunggu Kevin basket sebentar, dia katanya mau pulang bareng, jadi gua ga duluan..." Jelas Marchella seraya menatap Mauren yang juga menatapnya.

"Trus?" Tanya Mauren lagi.

"Ga ada terusannya." Jawabnya singkat.

"Chell..." Panggil Mauren.

"Hmm..." Jawabnya.

"Duduk deh. Gue pengen nanya serius." Ujarnya.

Marchella menurut kepada temannya, mereka tidak akan bercerita disaat Mauren sedang ingin membicarakan hal penting.

"Lo serius sama Kevin?" Tanya Mauren.

Marchella yang tadinya menatap manik mata Mauren kini mengalihkan pandangannya.

"Iya." Jawab Marchella sembari menatap langit langit kamarnya.

"Gue serius. Liat gue Chell. Jangan nerima dia kalau lo belum serius."

Marchella mengusap wajahnya gusar. Ia ragu, ragu dengan semua pertanyaan yang dilontarkan orang-orang kepadanya, tentang hubungannya dengan Kevin.

"Kalau lo cuma mau buat dia pelarian doang, mending lo mundur sekarang. Gaada gunanya."

Gadis itu mengangkat kepalanya menatap Mauren. "Gue gak pernah anggep Kevin sebagai pelarian gue Ren." Ujarnya yakin.

"Trus apa? Lo beneran serius? Lo bisa jalanin semuanya bareng Kevin? Lo bisa ngatasin trauma lo? Gue aja yang bertahun tahun bareng sama lo, gak pernah bisa ngilangin rasa trauma lo Chell!" Jelasnya panjang lebar.

LOVE AND BROKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang