SELESAI

68 0 0
                                    

"Happy wedding, bro!"

Kevin tersenyum seraya menerima jabatan tangan Gavin.

"Akhirnya Bapak Kevin ini melepas status bujangnya yah. Congrats, bro!" Ujar Kano.

Kano menepuk bahu temannya dengan pelan. "Nanti malem jangan langsung di gas, tunggu doi siap." Bisik Kano membuat Kevin ingin menampol wajahnya.

"Selamat ya Michelle. Semoga langgeng sama Bapak satu ini. Dia emang banyak mau, tapi diturutin aja..." Kali ini Theo yang menyambar.

Michelle, gadis yang beberapa jam lalu sudah sah menjadi istri Kevin hanya bisa tersenyum menanggapi candaan sahabat Kevin.

"Gue ke sana bentar ya." Pamit Gavin di sela-sela obrolan mereka.

Kevin dan lainnya hanya menganggukkan kepala saat melihat Gavin menghampiri seorang wanita.

"Fatma dateng?" Tanya Kano dan diangguki oleh Kevin.

Gavin berhenti tepat di tengah-tengah keramaian. Pria itu menatap lurus wanita yang 5 tahun terakhir ia cari keberadaannya.

"Kayaknya dia udah kangen berat." Ujar Kano sembari melihat sahabatnya yang sudah berada di bawah panggung.

"Apa kabar?" Gavin tersenyum tipis mendengar suara wanita di depannya.

"Baik." Jawab Gavin dengan suara beratnya.

Mata pria itu terpaku pada wanita di hadapannya, ia bisa menerka wanita itu hidup damai sampai saat ini.

"Gema?" Tanya wanita itu lagi.

Gavin mengangguk menjawab, "Ya dia sangat baik, selain merindukan Bunda-nya." Jawabnya.

Wanita itu menunduk, tersenyum pahit mendengar ucapan Gavin.

"Kamu, apa kabar?" Kali ini Gavin bertanya dengan suara beratnya.

"Sejauh ini, saya baik." Jawabnya pelan.

Mereka terdiam lagi, ditengah lalu lalang orang-orang yang sedang berpesta, Gavin dan wanita itu hanya saling menatap dalam diam, tidak berniat untuk memeluk satu sama lain.

"Gema, dia rindu kamu Fatma. Sangat." Ujar Gavin setelah lama menunggu Fatma berbicara.

"Saya juga rindu dengan dia."

Fatma membuka ponselnya seperti mengecek sesuatu, kemudian mengembalikannya ke tas yang ia pakai.

"Saya pulang duluan. Nanti saya akan temui Gema." Ujarnya.

"Tolong sampaikan ke Bunda, saya rindu masakannya." Lanjut Fatma

Wanita itu membalikkan badannya hendak meninggalkan Gavin yang masih setia berdiri di tengah keramaian.

Fatma berhenti melangkah, mengepalkan tangannya dengan erat. Sungguh ia tidak ingin melakukan hal ini, tetapi rasa rindunya mengalahkan gengsi.

Wanita itu kembali ke arah Gavin sedikit berlari, dengan heels yang masih melekat dikakinya. Fatma menabrak dada Gavin dan memeluk leher Gavin.

LOVE AND BROKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang