Chapter 27

2.9K 105 1
                                    

"Kevin..."

Cowok itu menghela nafasnya panjang, dan setelah itu memutar badannya.

"Lo gak berubah ya..."

"Lo masih kayak dulu, cuek, kepala batu, dingin, dan gak perduli."

Kevin masih diam, ia tak berniat menyela ucapan gadis dihadapannya. Yang Kevin lakukan hanya menatap gadis itu dengan mata tajamnya.

"Aah kayaknya, lo udah sembuh."

"Belum." Jawab Kevin pelan, tetapi masih dapat didengar oleh gadis itu.

"Kalau gitu, kayaknya lo udah bisa hidup bahagia walaupun gue gaada."

'Itu juga belum.' Batin Kevin.

"Maaf."

Kevin masih terus menatap gadis didepannya tanpa mengalihkan perhatian nya sedikitpun.

"Maaf, karena udah ninggalin lo dulu. Maaf udah menghilang tanpa kabar. Maaf, karena gue dateng disaat lo udah mulai memulai hidup baru." Jelasnya.

"Sekarang gue disini Vin, ga akan kemana-mana. Gue disamping lo, jadi kalau lo butuh-"

"Aah,,, Ranti. Kayaknya gue ga butuh lo lagi." Potong Kevin.

Ranti mendongak, menatap mata Kevin yang tak pernah meredup. Mata cowok itu masih sama, selalu ada kilatan disana.

"Ada seseorang yang gue tunggu." Ujar Kevin.

Gadis itu menolehkan wajahnya, menghindari tatapan Kevin. Ia mulai menggigit kukunya, membuat Kevin menahan tangannya.

"Lo juga masih sama..." Ucap Kevin.

"Masih sering gigitin kuku kalau lagi gugup." Lanjutnya.

"Vin..." Panggil Ranti.

"Apa masih ada kesempatan buat kita bareng?" Tanyanya.

Kevin melepas tangannya dari tangan Ranti, sebelah tangannya mengepal begitu kuat.

"Kesempatan?" Tanya Kevin, Ranti mengangguk mengiayakan.

Kevin tersenyum samar, "Mungkin." Jawabnya.

"Kalau dia gak kembali, mungkin ada..." Lanjutnya pelan.

Ranti maju selangkah lebih dekat ke Kevin, membuat Kevin mau tak mau akhirnya kembali mata Ranti yang mulai berkaca kaca.

Kevin sedikit goyah saat Ranti tiba tiba memeluknya dengan erat. Beberapa detik berlalu, hanya deru angin yang terdengar dan helaan nafas masing masing dari kedua manusia yang sedang berpelukan.

Cowok itu dengan ragu mulai membalas pelukan Ranti, rasanya tetap sama seperti saat dulu ia memeluk Ranti. Rasa nyaman yang mungkin belum pernah ia temui.

Kevin mengeratkan pelukannya dan membenamkan kepalanya di lekuk leher Ranti.

"Kok nangis?" Tanya Ranti saat merasakan kerah bajunya basah.

Ranti menepuk pelan punggung Kevin, mencoba menenangkan pria itu. Kevin nya tak pernah berubah, saat bersamanya Kevin bisa merasakannya lagi.

"Gavin! Kalau Marchella tau ini, kira-kira dia marah ga? Atau dia akan senyum dan bilang semuanya baik baik aja?" Tanya Kano.

Gavin hanya bergumam tak jelas menanggapi ucapan Kano. Ia sibuk memerhatikan dua orang didepannya. Sangat indah, batinnya.

"Menurut gue Marchella akan ngelakuin option kedua." Jawab Gavin.

LOVE AND BROKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang