Chapter 34

3K 110 1
                                        


Marchella keluar dari ruang operasi dengan wajah datarnya. Kemudian ia duduk di salah satu kursi yang terdapat diruang emergency. Gadis itu mengusap wajahnya lelah.

Tangannya ia gunakan untuk menutupi seluruh wajahnya, kemudian ia menangis disana. Tanpa seorang pun yang mendengar nya.

Batin, fisik, psikis, dan semua yang ada didalam dirinya terluka. Ia bingung harus melakukan apa selain menangis dalam sepi. Marchella ingin seseorang disamping nya untuk menguatkannya yang hampir hancur untuk kesekian kali.

"Dokter..." Panggil sekrang kepala perawat yang tadi membantunya melakukan operasi Kevin.

Perawat itu menyentuh bahu Marchella yang bergetar karena menangis. Dan kemudian menepuk nya perlahan.

"Kamu pasti bisa..." Ujar perawat itu membuat Marchella mendongakkan kepalanya.

Memang perawat itu jauh lebih dewasa dibanding dirinya. Jadi, Marchella tak mempermasalahkan jika perawat itu berbicara santai dengannya.

Marchella menghapus jejak air matanya, dan bangkit dari tempatnya tadi. Ia kemudian menatap perawat itu yang tersenyum lembut.

"Terimakasih..." Ujar Marchella.

Gadis itu melangkah keluar dari ruang emergency. Baru saja ia membuka pintu, Gavin, Kano, Ranti, dan Ayah Kevin sudah berdiri seakan memang sudah menunggunya untuk keluar.

Gavin maju, dan menatap Marchella selama bertanya apakah gadis itu baik-baik saja atau tidak. Marchella mengngguk dan tersenyum lembut.

"Syukurnya pasien bisa melewati masa kritisnya dengan sangat baik... Kalian gak perlu khawatir, dia sangat kuat untuk mencapai titik ini." Jelasnya.

"Kapan Kevin bisa dipindahkan ke ruang rawat jalan?" Kali ini Kano yang bertanya.

"Secepatnya... Setelah kondisinya lebih baik, kami akan memindahkan dia." Jawab Marchella disertai senyumannya yang tak luntur.

"Saya permisi, kalau ada sesuatu yang dibutuhkan, kalian bisa memanggil kepala perawat yang bernama Sarah. Dia akan mengarahkan kalian untuk bertemu dengan dokter profesional bernama dokter Anwar..." Jelas Marchella.

"Kamu?" Tanya Gavin heran.

"Saya pamit..." Ujar Marchella tanpa memperdulikan pertanyaan Gavin yang menggantung.

Marchella berjalan tanpa menoleh ke belakang. Gadis itu masuk ke dalam ruangan yang kemarin ia dirawat. Kemudian melepas jas putih dan menaruhnya di sisi brankar.

"Marchella?" Panggil seorang wanita membuat Marchella menoleh ke asal suara.

Gadis itu tersenyum saat wanita yang baru saja datang menyapanya kini berjalan menuju arahnya.

"Gimana luka kamu? Sudah kering?" Tanyanya.

Marchella menengok kebawah, dimana lukanya yang kembali basah akibat ulahnya yang tidak bisa diam.

"Astagaa!! Kamu ngapain aja, kenapa sampai jaitannya terlepas lagi!" Omel wanita itu.

Marchella terkekeh kecil. "Biasa aja kali kak." Ujar Marchella.

LOVE AND BROKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang