Chapter 31

2.5K 122 0
                                    

Pagi ini terasa berbeda dari pagi sebelumnya. Biasanya, Marchella terbangun dengan keringat di dahinya. Tapi pagi ini, matanya terasa sembab.

Sepulangnya dari rumah sakit, ia memutuskan untuk tinggal sendiri di rumahnya. Fino sempat menawarkan diri untuk menemaninya, begitu juga dengan Kevin. Tetapi gadis itu menolak, bahkan saat Mauren menawarkan diri pun ia menolak.

Marchella hanya ingin meluangkan waktunya sendiri. Ia ingin merasakan suasana rumah itu lagi, tapi yang ia dapat hanya kenangan indah yang membuatnya semakin terpukul.

Mulai dari masa kecilnya dengan sang kakak, sampai akhirnya kakaknya pergi untuk selamanya semua ada dirumah ini. Ia tak menyesal, hanya saja terlalu menyakitkan.

Suara ketukan pintu utama membuyarkan lamunan Marchella. Gadis itu beranjak dari kamarnya, kemudian berjalan menuju lantai satu.

"Tunggu..." Ujarnya parau.

Marchella membuka pintu utamanya, dan memperlihatkan seorang pria dengan setelah khas nya.

"Gue kira lo akan pergi tanpa pamit lagi." Ujar pria itu.

Marchella tersenyum tipis sebagai tanggapannya, dan mempersilakan pria itu masuk ke dalam.

"Berangkat jam berapa?" Tanya pria tersebut.

"10.00." Jawab Marchella sekenanya.

"Kok mata lo sembab? Abis nangis?"

Marchella lagi lagi hanya tersenyum.
"Katanya itu lebih baik daripada harus lukain fisik gue..." Jawabnya.

Cowok itu tersenyum bangga saat mendengar jawaban yang keluar dari mulut Marchella. Kemudian ia mengusap kepala Marchella dengan sayang.

"Chell!" Panggilnya.

"Ya..." Jawab Marchella.

"Lo balik kan? Lo gak akan menetap disana?" Tanyanya.

Marchella mengangguk sebagai jawaban. "Iya, gue balik kok."

"Gue tunggu, tapi lo tau kan. Ada masanya gue lelah dengan penantian..."

"Iya..." Jawab Marchella.

"6 bulan cukup?" Tanya pria itu membuat Marchella menggeleng.

"1 tahun? 2 tahun? Ah ga, itu terlalu lama Chell."

"Kevin..." Panggil Marchella.

"Apa sayang?" Jawab Kevin menggoda.

"4 tahun. Lo bisa nunggu gue selama itu?" Tanya Marchella membuat Kevin terdiam.

Keterdiaman Kevin membuat Marchella tersenyum tipis. Marchella bisa menyimpulkan jawabannya dengan raut wajah Kevin. Cowok itu tidak bisa menunggunya, sama seperti dulu. Tidak ada yang menunggu kepulangannya.

"Gue harus siapin mental, gue harus bisa tetap tenang setelah kembali lagi kesini. Gue-harus obatin diri gue sendiri dulu..." Jelasnya.

"Kalau seandainya lo ga bisa lagi nunggu gue terlalu lama. Atau mungkin lo mundur, gue akan coba ikhlas. Gue tau, hati bisa berubah seiring berjalannya waktu." Lanjutnya.

Kevin masih diam, cowok itu hanya mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut Marchella.

"Kalau seandainya lo yang nyerah gimana?" Tanya Kevin.

Marchella bungkam. "Lo bisa ikhlasin gue, sama halnya yang gue lakuin dengan lo." Jawabnya.

"Vin-gue gak akan nyerah. Gue gak akan ngelepas lo kali ini, sampai akhirnya lo yang memilih untuk melepas gue. Gue juga akan mundur." Lanjut Marchella.

LOVE AND BROKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang