*Mohon dimaafkan jika Banyak typo :)
Hari ini tepat minggu kedua Marchella meninggalkan Indonesia, dan Mauren. Mauren sudah kembali ke rumahnya beberapa hari yang lalu.
Gadis itu tidak berubah sejak Di rumah sakit. Hanya saja tatapannya Kini tak begitu kosong.
"Dek..." Panggil Carlos.
Mauren tak menanggapinya bahkan untuk menoleh pun tidak.
"Makan dulu ya, kamu belum makan dari pagi..." Ujar kakaknya dan digelengi oleh Mauren.
Bahkan saat makanan itu sudah berada di depan mulutnya, ia menolehkan kepalanya. Membuat Carlos frustasi dengan tingkahnya.
"Jangan gini dong Ren. Gimana kamu mau ketemu Tino kalau kamu aja Belum sembuh Gini..." Tegur Carlos.
Mauren menolehkan kepalanya, ia tak ingin melihat wajah kakaknya yang sedang murka.
"Carlos! Jangan gitu dengan adikmu. Biarkan kalau dia tidak ingin makan, nanti mama yang suapi." Titah ibunya yang entah sejak kapan sudah berada Di dalam kamar Mauren.
"Di bawah sepertinya ada tamu... Coba kamu lihat, mama lupa dengan wajahnya." Ujar ibunya memberi tau.
Carlos meninggalkan kamar Mauren dan menuruni anak tangga satu-persatu. Membuka pintu utamanya, dan memperlihatkan Seorang cowok yang tingginya hampir menyamai dirinya sendiri.
"Siapa?" Tanya Carlos heran.
"Reno..." Jawab cowok itu.
Carlos menyerngitkan dahinya bingung, ia berusaha mengingat nama itu. Beberapa menit kemudian wajahnya berubah, tersenyum lebar ke cowok itu.
"Teman Mauren sewaktu SMP? Betul kan?" Tanya Carlos memastikan.
Reno mengangguk mengiayakan apa yang Carlos katakan.
"Maurennya ada?" Tanya Reno dan diangguki oleh Carlos.
"Keadaan Mauren sedang tidak baik. Lo beneran Mau ketemu dia? Gak akan nyesel?" Tanya Carlos ragu.
Reno hanya mengangguk setuju, ia rindu dengan Mauren. Ia ingin berdamai pada masa lalunya, dan nama Mauren masih berada di hatinya.
"Ikut gue, dia di atas..." Titah Carlos.
Reno hanya mengikuti langkah kaki Carlos yang membawanya pada gadis yang sudah mengambil perhatiannya sejak SMP.
"Lo bisa ngobrol, gue di sini. Jangan macam-macam." Perintah Carlos.
Cowok itu terdiam di depan pintu kamar Mauren yang terbuka lebar. Mauren terlentang di kasurnya dan menatapnya sendu.
"Apa gue bilang? Lo pasti nyesel ketemu dia sekarang." Ujar Carlos dari belakang.
"Mauren mengalami gejala stress, terlalu banyak fikiran yang membebaninya membuat dia terlihat seperti sekarang. Gue harap lo bisa buat dia kembali.." lanjut Carlos.
Reno tak menjawab, perlahan cowok itu maju mendekati tempat tidur Mauren. Saat Mauren tepat Di hadapannya, Reno berlutut di depan gadis itu.
"Maaf Ren..." Gumamnya.
Reno dengan ragu menggenggam tangan Mauren yang dingin, menyalurkan kehangatan yang ia miliki. Gadis itu tak merespon, bahkan saat Reno menyentuhnya ia masih bergeming.
Cowok itu perlah melepas tangannya dari Mauren dan beralih memeluk gadis itu. Ia teramat merindukan Mauren.
"Gue rindu..." Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND BROKEN
Teen Fiction(Mohon maaf untuk chapter awal yang masih berantakan) Bagi Marchella mengenal Kevin adalah hal yang paling membahagiakan selama ia hidup di dunia. Sedangkan bagi Kevin, mengenal Marchella adalah pengalaman terbaik yang pernah ada di hidupnya. Kisa...