Matahari mengintip melalui celah dikamar yang Marchella tempati. Gadis itu menggeliat dalam tidurnya, membuka kelopak matanya dan mulai bangun dari tidurnya.
Seperti orang kebanyakan, Marchella akan diam terlebih dahulu sebelum beranjak dari kasurnya. Ia akan berusaha mengumpulkan semua nyawanya, dan baru lah ia bisa mandi atau sekedar gosok gigi dan cucui muka.
Marchella mencepol rambutnya asal. Matanya mencari seseorang yang tadi malam menemani nya sampai tertidur.
"Belum bangun kali ya..." Gumamnya.
Dia berjalan ke dapur, mengecek beberapa bahan disana. Dan tepat seperti apa yang ia pikirkan, tidak ada bahan yang bisa dimasak untuk sarapan pagi ini.
Marchella membuka kulkas dan untungnya disana ada beberapa telur. Ia memutuskan untuk membuat omlet biasa yang tidak spesial ya.
Beberapa menit kemudian, cewek itu selesai dengan 2 porsi omlet yang biasa ia buat jika sedang malas memasak yang rumit.
Bertepatan dengan jadinya masakan Marchella, seorang pria dengan wajah khas baru bangun nya datang tanpa mengenakan pakaian atas alias toples.
"Lo makan apa aja? Masa setiap hari telur?" Tanya Marchella seraya mengambil 2 buah gelas dan mengisinya dengan air mineral.
"Makan nasi si intinya." Jawab Kevin yang sudah duduk di meja makan.
"Kenapasii!!! Pake baju dulu ish!" Kesal Marchella saat baru menyadari Kevin tidak memakai atasan.
"Lebay. Lo juga udah liat." Jawab Kevin santai.
Lihat saja, cowok itu sudah mulai mencicipi makanan yang berada didepannya. Bahkan ia tidak lagi menatap Marchella.
Marchella menghela nafas panjang, ia memberi sebuah gelas dengan air mineral di dalam nya. Menaruhnya di depan cowok yang sedang melahap makanannya dengan tenang.
Gadis itu ikut duduk diseberang Kevin, matanya tak lepas dari Kevin yang asyik dengan makanannya. Jujur, ia merasa senang. Kenyataan bahwa Kevin menghargai buatannya, membuat dirinya terus tersenyum tipis.
"Makasih Chell." Ujar Kevin.
Marchella mendongak, menghentikan kegiatan nya saat ia baru saja ingin menyendokkan makanan ke dalam mulutnya.
"Buat?"
"Pagi ini..."
Gadis itu mengangguk dan tersenyum. Ia melanjutkan makannya dalam diam, berbeda dengan Kevin, cowok itu terus menatap Marchella yang sedang makan.
"Kenapa?" Tanya Marchella.
"Besok gue balik..." Jawab Kevin, suara cowok itu merendah.
Matanya tak luput dari reaksi yang diberikan Marchella. Sedangkan Marchella, ia menaruh sendoknya dengan gerakan pelan.
"Amerika?" Tanya Marchella lagi. Ia hanya ingin memastikan, tapi sebenarnya ia sudah sangat tau arah pembicaraan Kevin.
Kevin menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Yaudah, kan itu pekerjaan." Lanjut nya.
"Gue juga akan balik ke London, gue gaenak izin terus..."
Mereka berdua terdiam, larut dalam pikiran masing-masing. Marchella meremas tangannya yang berada dibawah meja, entahlah ia hanya gugup.
"2 tahun yang akan datang. Bisa kita ketemu disini?" Usul Kevin.
"2 tahun cukup kan, buat urus perpindahan lo ke Amerika?" Lanjut nya.
Marchella mengepalkan tangannya. Egois, batin gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND BROKEN
Teen Fiction(Mohon maaf untuk chapter awal yang masih berantakan) Bagi Marchella mengenal Kevin adalah hal yang paling membahagiakan selama ia hidup di dunia. Sedangkan bagi Kevin, mengenal Marchella adalah pengalaman terbaik yang pernah ada di hidupnya. Kisa...