Chapter 24

2.9K 120 12
                                        

Marchella mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam indra pengelihatannya. Hal pertama yang ia lihat adalah jendela besar dengan pemandangan langit yang sangat cerah.

"Udah bangun?" Tanya seseorang.

Marchella bergumam dan bangun dari tidurnya, ia duduk ditepi ranjang seraya melihat ke depan.

"Hari ini cerah..." Ujarnya.

Orang disampingnya hanya mengangguk-anggukan kepalanya pertanda ia setuju dengan Marchella.

"Sarapan Chell, setelah itu kamu pulang. Kasian kakak kamu, adiknya pergi gaada kabar semalaman." Ujar pria itu.

Marchella menegang, dan kemudian tersenyum tipis. Ia bahkan tidak ingin kembali ke apartment Fino untuk sementara waktu.

"Mark..." Panggil Marchella membuat Mark menoleh menatap gadis disampingnya dengan penasaran.

"Kenapa?" Tanya Mark yang Masih setia menunggu Marchella mengatakan sesuatu.

"Tidak. Lupakanlah..." Jawab Marchella sembari berdiri dari duduknya menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.

"Chell? Kenapa? Ada masalah?" Tanya Mark sekali lagi.

Marchella berbalik saat cowok itu menahan tangannya, ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Gadis itu melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi dengan gontai, ia menutup pintu kamar mandi dengan pelan dan menguncinya. Marchella menatap pantulan dirinya dikaca kemudian menunduk dalam.

Sangat sakit rasanya disaat ia harus tersenyum dan mengatakan semuanya baik-baik saja padahal dirinya sangat membutuhkan seseorang. Marchella tidak ingin Mark masuk kedalam hidupnya lebih dalam. Marchella tak ingin Mark mengetahui apa yang terjadi dengannya dimasa lalu, ia tidak ingin ada pria lagi yang tau masa lalunya.

Gadis itu meluruh dilantai, dadanya terasa sesak. Ia tak bisa bernafas dengan baik karena isakan yang ia tahan. Ia ingin mengatakan ke Mark bahwa ia sakit, ia tak bisa melanjutkannya seorang diri.

Dia ingin memberi tau dunia bahwa dirinya lemah, tapi dunia tidak akan seperduli itu terhadapnya, dunia akan semakin mempermainkannya karena ia lemah.

"Chell?!" Panggil Mark seraya mengetuk pintu kamar mandi.

Marchella membekap mulutnya sendiri agar Mark tak mendengar bahwa ia sedang menangis didalam.

"Kamu kenapa?" Tanya Mark.

Marchella tetap tidak menjawab, ia menggigit bibirnya dengan kencang hingga darah mengalir dari bibirnya.

"Marchella!!!" Teriak Mark frustasi.

Gadis itu berdiri dan perlahan membuka knop pintu dengan sangat pelan. Mark menarik tangan gadis itu untuk keluar dari toilet. Dengan wajah khawatir setengah mati, Mark mencoba bertanya dengan lembut.

"Kalau ada masalah, cerita aja. Aku siap dengerin kamu..." Ujar Mark.

Mark mengusap darah yang mengalir Di bibir Marchella dengan tangannya, serta menatap wajah gadis didepannya dengan sendu.

LOVE AND BROKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang