2 hari setelah Marchella diperintahkan untuk istirahat, akhirnya gadis itu kembali pada kegiatan awalnya.
Marchella sibuk dengan kertas yang ada di mejanya saat ini. Hingga ia tak sadar bahwa ada seseorang yang memperhatikan gerak geriknya sedari tadi.
"Serius banget..." Ujar orang itu seraya mendekati meja Marchella.
Marchella mendongak dan tersenyum kecil. Kemudian ia berdiri dan membersihkan Kekacauan yang ia buat.
Getaran ponsel yang berada di saku jas Marchella membuat gadis itu merogoh sakunya, dan mengecek siapa yang menelfonnya.
Gadis itu menyunggingkan senyumnya saat membaca nama yang tertera di layar HP nya, membuat orang didepannya menyerngit heran.
"Halo..." Sapa Marchella.
"..."
"Iya, lusa aku berangkat."
"..."
"Heum.. See u."
Marchella kembali menaruh ponselnya ke dalam saku jas, kemudian menatap pria yang ada di hadapannya.
"Berangkat? Kemana?" Tanya pria itu heran.
"Kembali ke London." Jawabnya tenang.
"Kenapa?"
Marchella diam, tanpa ekspresi kemudian ia berjalan melewati pria itu.
"Gue mau sendiri. Lo bisa istirahat." Ujar Marchella saat menyadari pria itu mengikutinya.
Marchella berjalan ke arah gudang yang menghubungkan dengan rooftop rumah sakit. Gadis itu memejamkan matanya menikmati angin kencang yang menerpa rambut dan kulitnya.
Menarik nafas panjang, dan menghembuskan nya dengan perlahan. Marchella mendongak ke atas, melihat langit yang sedikit mendung dari hari - hari biasanya. Matanya menelusuri langit itu seraya tersenyum.
Sesaat kemudian ia terkekeh geli, entahlah seperti nya ia sudah tidak waras saat ini.
"MAUREN!!!!" Teriak Marchella dengan tangan mengepal.
Sekali lagi, gadis itu berteriak dengan sangat sangat kencang, berusaha mengurangi rasa sesak yang ada di dalam dadanya.
Marchella berjongkok, dan menyandarkan kepalanya di tembok, kemudian membenturkan nya berulang-ulang kali. Kedua tangannya mengepal dengan erat membuat buku buku kukunya memutih. Marchella menutup kedua matanya seraya mengatur nafasnya yang memburu, seiring air matanya meluncur bak air mancur.
"Jangan pikir seolah-olah cuma lo yang tesiksa di dunia ini." Ujar seseorang dengan suara baritonnya.
Marchella membuka kelopak matanya dan melihat siapa pria yang tiba-tiba datang tanpa diundang. Pria itu menunduk, menatap Marchella yang berjongkok di bawah. Marhella kembali menutup matanya dan melakukan hal yang sama seperti tadi - membenturkan kepalanya pada tembok berulang-ulang kali.
"Stop it!" Ujar pria itu tegas.
Marchella berhenti pada kegiatannya, kemudian gadis itu berdiri dan menatap pria di hadapannya dengan datar.
"Lo ga sendiri disini. Masih banyak orang yang sayang sama lo. Jangan terlalu berlarut sama kesepian lo itu, karena itu lo bisa lupa cara untuk dicintai dan mencintai seseorang."Jelasnya.
Gadis itu tertawa hambar kemudian terdiam sesaat. Marchella menyandarkan punggunggnya ditembok seraya menatap pria yang ada di sampingnya.
"Cinta?" Tanya Marchella Membuat pria itu menoleh menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND BROKEN
Teen Fiction(Mohon maaf untuk chapter awal yang masih berantakan) Bagi Marchella mengenal Kevin adalah hal yang paling membahagiakan selama ia hidup di dunia. Sedangkan bagi Kevin, mengenal Marchella adalah pengalaman terbaik yang pernah ada di hidupnya. Kisa...