Chapter 37

3.2K 115 7
                                    

Pemakaman Ranti berjalan cukup khidmat. Beberapa orang sudah mulai membubarkan diri untuk kembali ke rumah masing-masing, begitu juga keluarga Ranti yang akan meninggalkan pemakaman tersebut.

"Kevin... Om pulang duluan ya." Pamit pria paruh baya seraya menepuk bahu Kevin.

"Ikhlaskan Ranti. Dia udah bahagia disana. Dan kamu, juga harus bahagia disini. Sudah cukup Ranti membuat hidup kamu berantakan..."

"Sekarang saatnya kamu memulai dengan hal baik. Cari gadis baik yang bisa menerima mu lebih baik dari anak saya." Jelas pria itu membuat Kevin mendongak melihat ayah Ranti yang tersenyum sendu.

"Kamu berhak bahagia." Lanjut nya.

Kemudian pria itu meninggalkan pemakaman, menyisakan Kevin yang masih berjongkok disamping gundukan tanah yang masih basah.

Kevin menoleh saat seseorang menyentuh pundaknya, kemudian cowo itu menepis tangan orang yang menyentuhnya.

"Nyali lo gede juga." Ujar Kevin dengan penuh penekanan.

"Vin, maaf..."

"Buat apa Chell? Gaada guna nya juga. Ranti udah dikubur. Maaf lo gak bisa bangkitin dia lagi." Tukas Kevin seraya menatap Marchella dengan tatapan tajamnya.

Marchella mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Apa?" Tanya Kevin saat melihat Marchella masih menatapnya tanpa sekata apapun.

"Lo tau kan Ranti penting buat gua? Apa cuma sampai situ kemampuan lo? Dokter muda yang sangat sangat cerdas." Ujar Kevin dengan nada mengejek.

Marchella tak melepas tatapannya dari mata Kevin yang juga sedang menatapnya.

"Itu ajal. Itu takdir Ranti. Lo pikir gue gak berusaha? Lo gak tau kan apa yang udah gue lakuin di ruang operasi demi selametin dia? Demi selamatin orang orang yang butuh." Jawab Marchella pelan.

Kata per kata yang ia ucapkan seakan mencekiknya hingga ia susah untuk bernafas.

"Itu derita lo Chell. Lo yang mutusin untuk jadi dokter. Dunia ga akan perduli seberapa keras lo berusaha. Yang dunia liat cuma hasil yang lo capai. Mereka ga butuh liat usaha lo." Ujar Kevin.

Marchella terdiam, ia menatap Kevin dengan nafas yang tercekat. Jari jempolnya sudah terluka sejak tadi, kebiasaan nya saat gugup.

"Jadi, salah gue Ranti meninggal? Iya salah gue." Pertanyaan itu ia jawab sendiri.

"Maaf, walaupun lo ga akan terima permintaan maaf gue. Setidaknya gue udah berusaha, iya?" Ujar Marchella.

Kini gantian, Kevin yang terdiam cukup lama. Cowo itu hendak meraih tangan Marchella tetapi gadis itu mundur beberapa langkah untuk menjauh.

"Ahh, gue sadar sekarang..." Ujar Marchella membuat Kevin mengalihkan pandangan nya.

"Lo gak pernah bilang ke gue kalau lo cinta sama gue. Karena apa? Karena lo masih cinta sama Ranti." Lanjut nya.

Marchella mendongak menatap Kevin, dan tersenyum tipis disertai matanya yang berkaca-kaca.

"Makasi ya Vin." Ujar Marchella seraya memegang tangan Kevin.

LOVE AND BROKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang