"Marchella kenapa?" Tanya Kevin saat baru saja tiba di depan UKS.
"Gapapa kok, dia udah sadar juga..." Jawab Gavin seraya menunjuk Marchella dengan dagunya.
Marchella berjalan menghampiri kedua pria yang sedang bercengkrama, dan menepuk pundak Kevin, menyadarkan pria itu bahwa ia ada di sana.
"Chell? Lo baik-baik aja?" Tanya Kevin dan memeriksa tubuh Marchella dari atas sampai bawah.
Marchella tersenyum kecil melihat tingkah Kevin yang konyol.
"Gue gapapa... Kayaknya Gavin juga udh ngasih tau lo." Ujar Marchella sembari menatap Gavin.
Gavin mengangguk saat Marchella menatapnya seakan mengisyaratkan bahwa ia berterima kasih.
"Yaudah, gue duluan ya! Jagain cewek lo." Pamit Gavin seraya menepuk bahu Kevin pelan.
Cowok itu menghela nafasnya panjang, dan melangkahkan kakinya menuju kelas.
"Serius gapapa?" Tanya Kevin sekali lagi. Marchella hanya tersenyum dan mengangguk.
"Ayok ke kelas masing-masing. Bentar lagi bel istirahat dan kita belum ke kelas sama sekali..." Ujar Marchella seraya menarik tangan Kevin.
"Mending lo istirahat dulu, nanti gue yang izinin ke kelas lo..." Sarannya.
Marchella berhenti tepat di depan Kevin, ia sedikit mendongakkan kepalanya dan memegang kedua tangan Kevin begitu erat.
"Gue gapapa, jangan berlebihan..." Jawab Marchella.
Gadis itu kembali berdiri di samping Kevin dan melanjutkan langkahnya.
"Penyakitnya harus segera ditangani..." Ujar dokter yang sedang menjaga UKS.
"Iya..." Jawab Marchella pelan.
Gavin memasuki UKS dan berusaha menjelaskan kepada dokter tersebut untuk tidak menyebarkan berita tentang kondisi Marchella saat ini.
Dan untungnya, dokter itu mengerti.
"Minggu ini lo harus terapi Chell. Ikutin kata-kata gue kali ini..." Ujar Gavin.Marchella menatap Gavin begitu dalam, dan yang ia dapat hanya ketulusan yang memang berasal dari hati Gavin yang terdalam.
"Ya." Jawabnya.
"Gue yang temenin lo..." Tawar Gavin seraya memegang tangan Marchella.
Marchella menarik tangannya, dan menggelengkan kepalanya. "Gak usah, gue bisa sendiri... Makasih udah bantu gue selama ini..." Ujar Marchella.
"Kalau lo butuh bantuan, jangan sungkan ngomong ke gue. Gue bisa bawa lo ke mana pun, asal lo bisa sembuh..." Lanjut Gavin.
Marchella tertegun mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Gavin. Ia tak pernah menyangka bahwa Gavin akan mengatakan hal seperti itu.
"Y-ya..." Jawabnya gugup.
Gavin berdiri dan meninggalkan Marchella sendiri di dalam UKS dengan pikiran yang berkecamuk.
🐼
"Chell?" Panggil Mauren.
Marchella mengerjapkan matanya dan tanpa ia sadari, air matanya menetes.
"Lo nangis?" Tanya Mauren seraya memegang bahu Marchella.
"Hah? Gak, kelilipan." Jawabnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND BROKEN
Teen Fiction(Mohon maaf untuk chapter awal yang masih berantakan) Bagi Marchella mengenal Kevin adalah hal yang paling membahagiakan selama ia hidup di dunia. Sedangkan bagi Kevin, mengenal Marchella adalah pengalaman terbaik yang pernah ada di hidupnya. Kisa...