Ringgo menarik Marchella secara paksa masuk ke dalam jalan yang gelap dan sepi, letaknya berada di sisi jalan raya.
Cowok itu mendorong Marchella hingga terjatuh di tanah yang dipenuhi daun kering. Ringgo berusaha mencekik leher Marchella dengan sekuat tenaganya, sedangkan Marchella berusaha meraih batu yang ada disampingnya dan memukul kepala Ringgo
Cowok itu melepaskan cekikannya dari leher Marchella dan memegangi pelipismya yang mengeluarkan cairan merah.
Marchella menggunakan kesempatan itu untuk berlari menjauh dari Ringgo walaupun dengan kaki pincang. Belum jauh ia melangkah, Ringgo kembali menariknya.
Cowok itu mencengkram dagu Marchella dengan kuat.
"Kamu gak akan lolos kali ini Chell, gak akan ada yang nyelametin kamu seperti beberapa tahun yang lalu." Bisik Ringgo.
Marchella tidak menjawab, ia hanya menatap mata Ringgo yang penuh amarah.
Gadis itu kembali sadar saat Ringgo hendak merobek baju yang ia kenakan. Entah mendapat kekuatan dari mana, tetapi ia mampu mendorong Ringgo menjauh.
Marchella berdiri, kemudian kembali berlari menjauhi cowok itu. Tetapi tak lama dari itu, Ringgo menarik tangannya dan tak sengaja tersandung, hingga cowok itu terjatuh menindih Marchella yang terlentang.
"Ahhh..." Rintih Marchella saat ia merasa sesuatu menikam perut bagian kanannya.
Ringgo menegang, merasakan tangan kanannya yang memegang pisau menusuk sesuatu. Marchella menyingkirkan tubuh Ringgo dari atas tubuhnya.
Cewek itu menyeret badannya menjauh sembari memegang perut bagian kanan nya yang mengeluarkan darah. Marchella menunduk, melihat cairan darah yang mengucur ke tanah.
Marchella mengatur nafasnya, sakit yang ia rasakan sudah menjalar di seluruh tubuhnya.
"Chell, aku--" Ucapan Ringgo terpotong saat melihat Marchella mengarahkan pistol ke kepalanya.
Darah kembali mengalir, kali ini berasal dari hidung mancung Marchella. Wanita itu hanya mengusap hidungnya dengan kasar, matanya menatap tajam Ringgo yang berdiri tak jauh dari tempatnya.
Tangan wanita itu gemetar saat hendak menembak pria di depannya.
"CHELL!!!" Suara seseorang terdengar dari belakang Ringgo. Marchella menjatuhkan pistol yang ia pegang ke tanah.
Ringgo bersembunyi dibalik pohon besar. Dan melihat seorang pria menghampiri Marchella yang sudah berlutut ditanah.
"Mark..." Gumam Marchella nyaris tak terdengar.
Mark menangkup wajah Marchella yang sudah pucat pasi, kemudian menyeka hidung cewek itu yang terus mengeluarkan darah.
"Tahan ya, sebentar lagi..." Ujar cowok itu.
Mark membantu Marchella berdiri dan hendak pergi meninggalkan tempat itu. Tepat setelah mereka membalikkan badan, suara pistol terdengar.
Mark menjatuhkan badannya yang melemas pada Marchella. Marchella berteriak dalam diam saat melihat peluru yang ada di dada kiri Mark. Cowok itu masih menatap Marchella dengan sendu.
"Mark..." Panggil Marchella seraya menepuk pipi Mark perlahan.
Tangisnya pecah, ia tak bisa menahan sesak di dadanya. Berulang kali ia menepuk pipi Mark, mengelus nya sekedar memberi semangat pada cowok itu. Tetapi Mark sangat ingin menutup matanya.
"Sorry Chell. Tapi gue gak suka liat lo dengan pria lain." Ujar Ringgo yang muncul dari balik pohon di depan Marchella.
Marchella hanya bisa mengumpat dalam hati. Berteriak pun ia tak sanggup, hanya menangis meraung tetapi mampu membuat Ringgo lemas.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND BROKEN
Roman pour Adolescents(Mohon maaf untuk chapter awal yang masih berantakan) Bagi Marchella mengenal Kevin adalah hal yang paling membahagiakan selama ia hidup di dunia. Sedangkan bagi Kevin, mengenal Marchella adalah pengalaman terbaik yang pernah ada di hidupnya. Kisa...