"Jadi akhirnya lo mau pilih yang mana ?" tanya Haikal pada suatu siang ketika lelaki itu menjemput Luna dikantornya untuk makan siang. Setelah melihat apartment dua minggu lalu bersama Haikal, Luna masih bingung dengan pilihannya. Terlebih lagi Keenan masih menghindar dari topik pindah rumah. Apabila Luna sudah membahas hal itu, Keenan akan berlari dan membanting pintu kamarnya.
Tentunya Haikal mengetahui kejadian ini, karena ketika selesai melihat-lihat apartment; Keenan yang malam itu baru sampai bersama Tristan langsung mengacuhkan Ibunya dan berjalan masuk ke kamar Tristan. Mengabaikan Luna dan itu merupakan hal yang tidak biasa.
Tristan juga mengatakan bahwa Keenan masih teguh dengan pendiriannya bahwa dia tidak mau pindah dan Haikal sangat mengerti emosi Keenan pada saat itu. Pastinya itu membuat Luna pusing.
Luna menghela nafasnya sambil menggeleng pelan "Gatau. Gw bingung. Menurut lo gimana ?"
"Saran gw sih, yang sama kayak Tristan aja mending. Biar Keenan ada yang jagain juga kalo lo sibuk kerja"
"Iya sih. Gw suka interiornya cuman gw gamau ngerepotin Tristan aja klo deketan sama dia tuh"
Haikal tertawa sambil mengacak pelan rambut Luna dan itu membuat Luna langsung terdiam "Dengan lo tiap weekend ke rumah Tristan juga udah ngerepotin dia kali. Eh iya, akta cerai nanti gw anterin ke rumah ya"
Luna mengangguk dan meminum kopi yang dia beli tadi setelah makan siang bersama Haikal; keduanya telah sampai di pintu Lobby kantor Luna, wanita itu melirik ke Haikal sebelum turun dari mobil dan tersenyum "Thank you ya buat makan siangnya"
"Anytime Lun. Pulang gw jemput ya"
"Ga usah. Lo emang ga sibuk apa anter jemput gw mulu ?"
"Loh kantor kita deketan, rumah kita juga searah. Searah ke rumah lo terus kalo lo mau ke rumah Tristan juga serarah. Jadi aman lah"
"Kal, nanti cewe lo marah kalo jalan sama gw"
"Dih, sotoy banget nih. Gw ga punya cewe hey. Sibuk sama kerjaan"
"Nah kan lo sibuk sama kerjaan. Udah gampang nanti gw naik taksi"
"Loh, salah satu kerjaan gw ya sama lo. Gimana sih ?" Haikal tertawa yang membuat Luna tertawa juga. Haikal mengulurkan tangannya tanpa sadar dan mengelus pipi Luna "Udah tenang aja. Sana balik kerja" lelaki berkacamata itu tersenyum.
Luna tertegun sebentar sebelum akhirnya mengangguk "Oke. Kabarin ya kalo nanti jadi jemput"
"Siap pastiii"
Luna tersenyum lagi sebentar ke Haikal sebelum akhirnya keluar dari mobil itu. Wanita itu berjalan menuju lift dan segera menuju ke lantai ruangannya. Sebelum dia keruangannya, Luna memutuskan untuk ke kamar kecil terlebih dahulu. Ketika di dalam bilik terdengar ada 3 orang wanita yang sedang berbincang; Luna yang tadinya ingin keluar langsung mengurungkan niatnya ketika mendengar topik pembicarannya adalah dirinya.
"Iya itu loh sekretarisnya Pak Ronald ?"
"Aluna ? Serius lo udah janda ?"
"Iya. Gw waktu itu pas lagi main ke Human Capital. Terus liat di komputernya Widy ada datanya Luna kan. Eh ternyata baru jadi janda sis"
"Loh bukannya suaminya yang ganteng itu ya ? Yang kadang jemput naik motor itu"
"Ya berarti udah cerai sis"
"Tapi waktu itu gw liat dia sama cowo lain deh. Pake kacamata gitu"
"Oh mungkin dicerain karena dia selingkuh kali"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin' All in You
Romansa"Trapped up on a tightrope now we're here, we're free. Fallin all in you - Shawn Mendes" Ketika rasa itu kembali dan Jeffrey mendapatkan kesempatannya, apakah ini salah ? Non Baku Warning : Beware for harsh word, fighting scene and some mature conte...