49

41 5 4
                                    

Sesuai ucapan Tristan yang akan memenuhi semua kebutuhan Zaki selama di Jakarta, benar-benar ia tepati. Yang tadinya Tristan bisa saja hanya membuat satu sandwich dan dia makan selama perjalanan menuju kantor, kali ini dia bangun lebih pagi untuk memasak sarapan buat dirinya dan Zaki.

"Zak, udah cek peta kan? Aman?"

"Aman Mas. Udah aku afalin"

"Oke, kalo nanti lo balik duluan dan mau makan langsung masak aja ya, atau lo pake aja duit yang ada di laci deket TV buat beli makanan. Eh, ga usah deh gw transfer ke lo aja buat lo delivery. Nanti chat ya nomor rekening lo" ucap Tristan sambil membereskan semua barang-barangnya untuk berangkat kantor

Zaki memperhatikan Tristan dengan lekat, ga heran kalo Kakaknya menolak Tristan. Tristan ternyata se-royal ini dan kakaknya itu punya alergi sama orang royal. Karena, Citra akan merasa berhutang budi dan dia gamau itu. It's always been like that.

"Mas, ga usah. Aku masih ada kok"

Tristan terkekeh pelan dan menoleh ke Zaki "Zak, untuk masalah ini boleh ga, gw debatnya sama Citra aja? Ga perlu sama lo juga"

Zaki tertawa dan akhirnya mengangguk "Iya Mas. Sorry"

"Gapapa. Pokoknya kalo sama gw lo aman. Ga usah mikir mau makan apa dan tinggal dimana, okay?"

"Oke siap Mas"

Tristan menghela nafasnya setelah selesai membereskan barang-barang bawaannya dan tersenyum sekali lagi kepada Zaki "Gw jalan duluan ya. Kalo ada apa-apa langsung kabarin"

"Siap Mas. Hati-hati ya"

"Lo juga Zak"

Setelahnya Tristan langsung pamit dan berangkat menuju kantornya. Beruntung hari ini dia tidak terlalu banyak meeting, jadi dia bisa saja pulang cepat dan mengajak Zaki untuk makan malam bersama. Tiba-tiba Tristan punya segudang rencana bersama Zaki, malah Tristan punya ide gila untuk mengantar Zaki pulang ke kost-an-nya di Jogja.

Bisa aja dia berangkat Jumat malam naik kereta terus balik minggu pagi naik pesawat. Pokoknya Tristan sudah membuat beberapa plan untuk dia habiskan harinya dengan Zaki. Sesampainya di lobby kantor dengan senyum yang masih mengembang, Tristan berjalan santai menuju lift untuk ke ruangannya. Tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat sosok lelaki yang dia pernah bertemu, sekali.

"Sorry... Lo Tristan?"

"Kenapa?"

"Masih inget gw? Ian?"

"Ada apa? Gw harus kerja"

"Oh sorry, gw cuman mau nanya aja sebenernya. Waktu malam itu, Citra itu nangis sehabis turun dari apartment lo. Gw tanya kenapa, tapi dia ga jawab. Tadi pagi pas gw sampe kantor, dia ga ada. Katanya sih ambil cuti. Cuman gw telfon-pun juga ga diangkat. Gw cari di kos-nya juga ga ada. And—"

"Tujuan lo ngomong ini ke gw apa?" potong Tristan sebelum lelaki yang bernama Ian terlalu panjang menjelaskan. Ia bertemu dengan Ian, lelaki yang pernah dikenalkan Citra ketika bertemu di restoran beberapa bulan yang lalu.

"Gw nanya sama Dimas secara dia temen deket Citra dan Dimas bilang gw disuruh ngecek ke lo aja. Karena lo pasti tau Citra dimana" ujar Ian

Surprise! Yes, entah bagaimana Tristan menjadi 'lebih baik' dengan Dimas. Itu terjadi ketika Tristan melihat instagram story salah satu teman Citra lainnya dimana ada foto Citra dan Ian bersama. Tristan dengan isengnya malah menghubungi Dimas dan tentu saja Dimas dengan senang hati ngobrol sama Tristan.

"Kan lo pacarnya, harusnya lo tau dimana Citra kan?"

Ian malah tertawa mendengar penuturan dari Tristan "Gw udah di tolak Citra entah udah berapa kali. Jadi no, gw bukan pacarnya Citra" jelasnya

Fallin' All in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang