48

45 6 0
                                    

Sesuai janji Luna dan Jeffrey; kini keduanya sudah sampai di rumah Jeffrey. Di mulai dengan makan malam bersama, William sudah menanyakan keberadaan Keenan dimana. Mau gak mau Luna harus jujur dimana Keenan berada. William hanya bisa tersenyum dan memakluminya. Well, mau bagaimana lagi kan.

Setelahnya mereka berempat sudah berada di ruang tengah untuk menyambungkan facetime bersama Aldo dan Danisha sambil minum champagne. Well, it's time to introduce them to each other's family, right? Sebelum memunculkan William dan Audrey, Jeffrey dan Luna menyapa Aldo terlebih dahulu.

"Hai Ayah"

"Mba Una, hai. Hai Jeff"

"Halo Om"

"Caca mana Yah?"

"Here I'm here! Hai Mas Jeff"

"Hai Ca"

"Ayah, Una mau kenalin. This is Om William and Tante Audrey, Jeffrey's parents. Om Tante, this Aldo, My Father."

William tersenyum menyapa "Hey Aldo, sorry for the late night calls. I hope you don't mind. I'm William and this Audrey, my wife.It's nice to know you" ucapnya

"Hey Will, it's okay. We are used to it, no worries. I'm Aldo and my youngest daughter Danisha. We used to call her, Caca"

"Halo Om Tante!" sapa Caca dengan ramah

"Hai Cantik! We can call you Caca, right?" Tanya Audrey

"Boleh donk Tante"

"Ih jangan Tante. Mami. Call us Mami and Papi. We're going to be a family anyway" ujar Audrey sambil merangkul Luna. Jeffrey melirik kedua orang tuanya yang lagi asik ngobrol bersama Aldo dengan antusiasnya. Sepertinya kedua keluarga ini sudah mulai cocok.

"Mi, can we start?" tanya Jeffrey, Audrey langsung mengangguk sambil meminum champagnenya.

"So, Mami Papi Om... First of all, thank you for all of your support and blessings for us. We are really thankful for that. And, we're going to talk about the wedding." ucap Jeffrey; Jeffrey bisa melihat betapa excitednya Caca dari seberang layar sana. Audrey juga sesekali mengusap lengan Luna, karena Audrey benar-benar sesenang itu.

"Kita berdua memutuskan untuk mengadakan acara pernikahan kita di Bali. Why Bali? Pertama pastinya biar Om Aldo sama Caca lebih dekat perjalanannya, kedua dan terakhir we want to make it intimate, private and simple wedding. It means that, kita akan undang tamu seminim mungkin. Hanya orang-orang terdekat aja yang akan kita undang. But you guys are welcome to invite your friends tho.So yeah" ucap Jeffrey menjelaskan.

Luna bisa merasakan Audrey menghela nafasnya, sepertinya Audrey kecewa "Jeff, kenapa? Oma bahkan udah cari buat yang di Singapore loh"

"Kita bisa bantu untuk budget kalian" kini William yang mengucap; Aldo bahkan mengangguk setuju "Ayah juga siap bantu Mba."

Tapi Jeffrey dan Luna menggeleng; Luna mengelus lengan Audrey dan tersenyum "Gapapa Mi. Kita berdua memutuskan untuk menggunakan budget sendiri Mi. Kita gak mau ngerepotin Ayah, Mami sama Papi. Kita masih bisa kok Mi"

Jeffrey mengangguk setuju "Mami Papi, Jeffrey masih bisa membiayai semuanya."

William hanya bisa menghela nafasnya; dia sangat hafal dengan kelakuan anak satu-satunya. Jeffrey akan selalu menolak pemberian dari William dan Audrey yang menurutnya terlalu berlebihan. Dengan semua privilege yang sebenarnya bisa dinikmati Jeffrey, anak lelaki itu malah menolaknya. Salah satunya adalah ketika Jeffrey memasuki dunia kerja. Jeffrey mau berusaha sendiri tanpa ada bantuan dari William. Sebisa mungkin Jeffrey keluar dari radar keluarga Kusuma. Dunia itu bukan untuk dirinya. Biarkan semua saudara sepupunya yang merasakan privilege itu.

Fallin' All in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang