22

52 4 1
                                    

Warning : a little bit mature content. Be wise

-----------------------------------------------------------------

Empat bulan sudah dilewati Luna dengan bolak balik ke pengadilan yang selalu didampingi oleh Haikal. Luna meminta dengan sangat kepada Gian, Tristan bahkan Keisha dan Jo untuk tidak datang mendampinginya di pengadilan. Biar dirinya saja yang didampingi oleh Haikal. Salah satu alasannya adalah agar keluarganya tidak mendengar apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan Damian.

Damian juga beberapa kali terlihat datang bersama Barra atau bahkan Zidan. Luna juga sudah bertemu Zidan dan secara personal meminta maaf bahwa hubungannya dengan Damian tidak bisa diselamatkan. Zidan paham dan tetap memeluk Luna meminta maaf atas nama Damian tentunya. Sampai sekarang pun Luna belum siap untuk menelpon Ibu Damian. Dia berjanji akan menghubungi beliau ketika sidang hari ini selesai atau mungkin dia akan datang langsung ke Bandung untuk menemui Ibu Damian.

Hakim pengadilan akhirnya memutuskan bahwa Damian dan Luna resmi berpisah dan hak asuh Keenan ada ditangan Luna karena anak itu masih dibawah umur. Luna hanya bisa menghela nafasnya dengen lega ketika mendengar putusan itu; ia melirik ke Damian yang duduk disebelahnya masih tertunduk lesu.

Haikal menyenggol lengan Luna mengajaknya untuk segera pergi dari ruangan ini ketika Hakim dan Jaksa sudah meninggalkan ruangan persidangan. Luna mengangguk pelan dan melihat ke Haikal "Lo duluan aja, nanti gw nyusul"

"Gw tunggu depan ya"

"Okay"

Luna berdiri dan merapihkan rok berwarna hijau armynya itu dan berjalan pelan ke Damian yang masih duduk. Wanita itu mengigit bibirnya pelan sebelum akhirnya berbicara "Mas"

Damian segera mendongak dan melihat Luna yang sudah berdiri didepannya; Damian segera berdiri dan tersenyum kecil "So it's done ?"

"I guess ?"

"Lun"

"Mas"

"Kamu duluan"

Luna mencoba tersenyum sedikit dan mengusap pelan lengan Damian; sebagaimana dulu sering ia lakukan dan menjadi kegiatan favoritnya "Mas, terima kasih untuk semuanya. Aku minta maaf kalau aku seegois ini. But please, do take care yourself. Makan yaa. Also, when you in the gym, don't be too hard on yourself. Jangan lupa juga telfon Ibu, she always miss you. Mas... You will always be Keenan's father. You can still see him"

"Aluna... Up until now, I still love you. I really do"

"Thank you Mas. Aku pamit ya. Sampaikan salamku buat Kak Dara" senyum Luna sebelum akhirnya ia meninggalkan Damian sendiri di ruang sidang. Ketika ia ingin menyusul Haikal di dalam mobil; ia melihat Barra yang sedang berdiri disana

"Mas Barra"

"Lun"

Luna tersenyum dan segera memeluk Barra "Terima kasih ya Mas. Please take care of Damian. He needs you"

"He is. Maafin temen gw ya Lun"

"Iya Mas. I forgive but can't forget. Aku duluan ya" pamit Luna meninggalkan Barra sendiri. Barra menghela nafasnya dan segera berjalan ke ruang sidang dan melihat Damian masih duduk disana

"Let's go home"

"Bar, dunia gw berhenti Bar. Gw kehilangan semuanya"

"Let's go... Kita pulang"

-----------------------------------------------------------------

Hampir empat bulan lamanya juga Haikal berhubungan dekat dengan Luna sebagai pengacara dan klien tentunya. Dan Haikal tidak bisa menampik bahwa ada sedikit ketertarikkan personal antara dirinya kepada Luna. He spends almost 24/7 untuk Luna selama empat bulan ini. Bahkan dia juga sudah bertemu dengan Keenan dan kadang suka bermain bersama anak lelaki itu.

Fallin' All in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang