19

58 4 0
                                    

"How's she ?"

Tristan mendongakkan kepalanya dan melihat Gian—kakaknya—yang terlihat seperti habis berlari dari lobby depan ke restoran tempat mereka janji bertemu. Dia berdiri dan mengambil plastik berisi pesanan makanan untuk Luna yang semenjak tadi enggan untuk makan.

"Keenan aman Mas ?" Tristan bertanya sambil menekan tombol lift untuk menuju kamar yang ditempati Luna sekarang

"Udah dijemput tadi pulang sekolah bareng Nanda" jawab Gian sambil mengatur nafasnya

Ketika mereka sampai di lantai yang dituju; Gian menarik lengan adiknya yang menghentikan langkah mereka "Luna kenapa ?" tanya Gian

"Let her be the one who told you. Tapi, kalo dia belum mau cerita apa-apa please jangan dipaksa ya"

"Lo jangan bikin gw panik ya Tan. Gimana caranya biar dia cerita ?"

"You will know" Tristan menjawab sambil berjalan menuju pintu kamar Luna. Tristan memutar knob pintu dan terlihat Luna yang masih diam memandangi pemandangan diluar. Kamar itu terlihat gelap dan hanya ada satu lampu disamping tempat tidur yang menyala.

"Lun, gw bawa sushi tei nih... Yuk makan"

Luna tidak bergeming dan tetap memandang jendela dengan tatapan kosongnya. Tristan menengok ke Gian yang masih berdiri dibelakangnya. Gian menghela nafasnya dan berjalan menghampiri Luna. Ia memeluk adik perempuannya itu dari belakang dan meletakkan dagunya diatas kepala Luna

"Makan yuk Lun"

Luna tersentak; dia mengenali parfum ini. Parfum Gian yang selalu membuatnya tenang ketika dulu dia suka menangis pada masa mudanya. Seketika air matanya pun turun; sambil memegang lengan Gian yang sudah melingkar di lehernya, Luna pun menangis. Lagi.

Tristan yang melihat pemandangan ini mau tidak mau ikut menitikkan air mata; dalam perjalanan kesini Luna hanya menangis dan mengucapkan betapa sakit dirinya. Dia berjalan mendekati dua saudaranya yang lain dan memeluk mereka berdua. Tangisan Luna pun semakin kencang.

-----------------------------------------------------------------

Alunan musik jazz yang terdengar diseluruh restoran itu melalui speaker pun menghiasi malam kedua pasangan yang masih asik menyatap makanan yang sudah mereka pesanan sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alunan musik jazz yang terdengar diseluruh restoran itu melalui speaker pun menghiasi malam kedua pasangan yang masih asik menyatap makanan yang sudah mereka pesanan sebelumnya. Natalia masih sibuk berbincang dengan Lusi sedangkan Widipa masih memerhatikan Jeffrey yang semenjak tadi masih terdiam.

Widipa menyenggol lengan temannya dan mengajaknya untuk keluar, Jeffrey mengangguk dan mengikuti Widipa ke smoking area. Jeffrey mengeluarkan kotak rokoknya dari dalam kantong celana bahannya ketika sudah duduk di area luar. Tanpa menunggu Widipa yang masih mencari korek; Jeffrey segera menyalakan rokoknya dan mengebulkan asapnya ke udara.

"What's up ?" tanya Widipa sesaat setelah asapnya sudah mengebul ke udara mengikuti Jeffrey

Jeffrey hanya menggeleng pelan

Fallin' All in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang