"Trapped up on a tightrope now we're here, we're free. Fallin all in you - Shawn Mendes"
Ketika rasa itu kembali dan Jeffrey mendapatkan kesempatannya, apakah ini salah ?
Non Baku
Warning : Beware for harsh word, fighting scene and some mature conte...
"Sabar" gumam Tristan sambil berjalan untuk membuka pintu apartmentnya tanpa mengecek layar intercomnya. Tristan cukup kaget melihat dua orang ini berdiri didepan pintunya; Keenan tersenyum dan langsung memeluk Tristan
"Om Tan!"
"H-hey... Ayo masuk" Tristan melihat muka Luna yang terlihat murung dan diam saja ketika masuk ke dalam apartmentnya. Sementara Luna memilih langsung duduk di sofa; Tristan mengajak Keenan ke dapur untuk mengambil minum
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mommy kenapa Nan ?" Tristan bertanya; Keenan menaikkan bahunya dan menggeleng "Keenan gatau... Tadi dijalan pas jemput Keenan, Mommy diem aja. Ga ngomong apa-apa selain nyapa Keenan"
Tristan mengangguk dan membelai kepala Keenan "Yaudah, kamu besok masih sekolah kan ? Ada peer ga ? Kerjain dulu sana dikamar Om Tan" Keenan mengangguk dan menurut; dia membawa tasnya ke kamar Tristan dan menutup pintunya rapat
Tristan menghela nafasnya dan mengambil dua kaleng bir dingin dari kulkasnya dan memberikan kepada Luna ketika ia sudah duduk disebelahnya. Luna mengambilnya dan meminum bir tersebut "Kenapa ?" Tristan bertanya
"Gw nginep sini ya"
"Kenapa ?"
"Ya gw mau nginep"
"Mas Damian kemana emang ?"
"Lembur"
"Lun, lo mau ampe kapan nutupin ?" Luna melihat ke Tristan dan akhirnya tangisnya pun pecah. Tristan langsung memeluk erat kakak perempuannya itu dan berbisik "Nangis aja nangis... Gapapa"
Setelah Luna puas menangis; Tristan hanya memandanginya saja. Beruntung Keenan sudah masuk kamar dan tidak melihat keadaan Ibunya sekarang. Tristan berdiri dan mengecek Keenan sebentar; ternyata anaknya sedang sibuk bermain game sambil memakai headset. Kali ini, Tristan akan membiarkan.
"Nelfon siapa ?" tanya Tristan
"Pak Rusdi, mau minta tolong ambilin baju buat Keenan besok"
"Lo beneran ga mau cerita ?" Tristan memastikan kembali; Luna hanya mengacuhkan dan berdiri untuk menelepon supirnya untuk mengambil beberapa keperluan Keenan dan minta diantarkan ke Apartment Tristan.
Setelah Luna menutup teleponnya; dia menghabiskan birnya dan berniat untuk mengambil lagi di dapur. Tristan mengikutinya; dia bertekad malam ini dia harus mendapatkan jawaban kenapa Luna menangis. Tristan bersandar di meja pantrynya dan melihat Luna yang sudah meneguk kaleng bir-nya yang kedua
"Keenan pake headset dan kita di dapur. Cepet cerita" tukasnya
Ada jeda lama diantara itu; Tristan sebenarnya sudah cukup geram. Dia bisa saja menelepon Gian atau bahkan nekat untuk mendatangi Damian saat ini juga apabila Luna tidak bercerita.