Warning : a little bit mature content and harsh words. Be wise
-----------------------------------------------------------------
Selama diperjalanan keduanya sama sekali tidak berbincang; hanya sedikit bertegur sapa atau mungkin sekedar mengingatkan untuk memakai seatbelt. Luna hanya fokus menyetir, oh atau mungkin memang Luna sama sekali tidak ada keberanian untuk menoleh ke Jeffrey sedikit pun.
Setelah aksi drama kumbaranya, Luna ada perasaan sedikit malu dan takut untuk bertemu dengan Jeffrey. Secara tidak langsung Luna merasa sudah mempermalukan Jeffrey di depan keluarga besarnya.
Sesampainya di salah satu Supermarket yang terbesar di daerah situ; Jeffrey dengan sigap langsung mengambil trolley dan mengikuti Luna dari belakang. Luna membaca kembali catatan yang diberikan oleh Ayahnya.
"Daging..." gumam Luna, ia langsung berjalan menuju area daging yang diikuti oleh Jeffrey
"Tenderloin sama rib eye aja kali ya ?" tanpa sadar setelah Luna mengambil dua daging dia berjalan menuju Jeffrey untuk meminta pendapat. Jeffrey tersenyum
"Hampir 3 jam ga ditegur, sekalinya nanya masalah daging. Wow Aluna" goda Jeffrey sampai membuat muka Luna merah. Luna langsung memalingkan wajahnya dan malas menanggapi Jeffrey yang kini sedang tertawa
"Beli dua-duanya aja. Keenan suka dua-duanya"
"Kok tau ?"
"Ya aku pernah ajak Keenan makan lah. Abis dia pulang sekolah sebelum les, aku yang jemput"
Luna menatap Jeffrey tidak percaya; kenapa Keenan malah bisa sedekat ini dengan Jeffrey ? Sejak kapan ? Apa yang Luna tidak ketahui tentang keduanya ?
"Heran ? Tanya Keenan aja kalo ga percaya"
"How ?"
Jeffrey tersenyum dan berjalan mendekat ke Luna, ia mengalungkan lengannya pada pinggang Luna dan membawa Luna mendekat kepadanya. Jeffrey memberikan kecupan pada kening Luna, kecupan rindu "I have my way Na." bisiknya
Untung Jeffrey melakukan tindakan tadi ketika mereka di Sydney, jadi orang ga peduli juga. Coba kalo lagi di Indo, pasti jadi tontonnan. Bisa jadi diajak ke kantor security kali.
"Jeff"
"Hmm"
"Kenapa kesini ?"
Jeffrey terkekeh geli dan merapikan rambut Luna "Boleh kita bicaranya ditempat lain ? Masa udah lama ga ketemu ngobrolnya di depan counter daging" ucapnya yang membuat Luna tertawa sambil mengangguk setuju.
Setelah acara belanja di Supermarket selesai; keduanya memutuskan untuk mampir di salah satu Coffee shop yang terkenal –info dari Caca tentunya– dan segera mengambil tempat di dekat jendela.
Jeffrey memandangi Luna yang dari tadi menyesap kopinya sambil memalingkan mukanya tidak berani menatap Jeffrey. Jeffrey hanya menghela nafasnya sambil mendekatkan dirinya ke Luna, ia memegang tangan Luna "Hey, mau sampe kapan kita diem-dieman gini ?" tanyanya
"Jeff" ucap Luna sambil meletakkan cangkir kopinya
"Hmm"
"Kenapa kamu kesini ?"
"Aku harus menyelesaikan apa yang aku sudah mulai Na"
"Why ?"
"Why ?" Jeffrey bertanya tidak percaya. Ia mengatur nafasnya dan emosinya agar tidak terpancing. Dia berjanji akan mengambil hati Luna tanpa harus memakai emosi.
"I love you Na and I will fight for you no matter what. Walaupun Tristan ga setuju sama aku, tapi aku akan berjuang Na"
"Kalo Mami kamu ga setuju ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin' All in You
Romance"Trapped up on a tightrope now we're here, we're free. Fallin all in you - Shawn Mendes" Ketika rasa itu kembali dan Jeffrey mendapatkan kesempatannya, apakah ini salah ? Non Baku Warning : Beware for harsh word, fighting scene and some mature conte...