11

65 5 2
                                    

Malam pun tiba, Luna sudah meminta izin untuk kembali kamar terlebih dahulu sesaat setelah semua tamu VIPnya juga kembali ke kamar mereka masing-masing. Setelah membersihkan diri; Luna sudah duduk ditempat tidurnya, mengigit bibirnya pelan sambil menatap handphonenya dengan ragu. Dia harus memberitahu Damian segera bahwa dia akan pulang terlambat pada hari minggu.

Luna memutuskan untuk menghubungi Tristan terlebih dahulu. Setidaknya, Luna sudah mempunyai back-up plan dan Tristan sudah mengetahui kondisi Luna. Setelah beberapa kali dering, akhirnya Tristan pun mengangkat teleponnya 

"Hah ?"

"Lo dimana Tan ?"

"Baru mau balik dari Nine ball. Kenapa ?"

"Oh iya ini Jum'at ya"

"Iya... Kenapa ? Peralatan Keenan semua aman. Kemarin gw belanja bareng Citra juga. Semua cemilannya aman pokoknya"

Luna tertawa mendengar jawaban dari Tristan "Kok lo tau gw mau nanya itu ?"

"I'm your brother sis. I surely know your concern. Tapi gw yakin lo nelfon gw bukan karena hal ini. Jadi ada apa ?"

"Hmm... Kayaknya gw bakal pulang telat"

"Maksudnya ?"

"Meeting tahunannya di extend sampai jam 2 siang. Bos gw baru pulang ke Jakarta jam 4 sore. Dan gw baru dapat pesawat jam 8 malam"

Tristan terdiam sebentar; Luna menghela nafasnya "Tan, say something ?"

"Lo udah ngomong sama Mas Damian ?"

"Belum"

"Yang jemput Keenan siapa ?"

"Harusnya Damian sama gw. Klo gw pesawat pagi. Tapi... Kayaknya bakal Damian doank"

"Gw bakal back up apapun itu. Udah sana lo ngomong dulu sama Mas Damian"

"Tapi Tan, menurut lo Damian bakal marah gak ya ?"

"Ya kan lo kerja. Ngapain dia marah ? Pokoknya lo tenang aja. Gw yang handle Keenan disini"

"Thank you Tan. Senin gw akan ambil cuti kok. Seharian gw bakal sama Keenan"

"Iya I know. Yaudah sana telfon. Gw mau nyetir dulu"

"Alright. Hati-hati ya. Lo minum ga ?"

"Engga. Tapi take away tadi buat di apart"

"Dasar gila. Bye"

Tristan tertawa sebelum akhirnya mematikan teleponnya. Luna menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskanya kembali dengan perlahan. Dia memutuskan untuk berdiri menghadap kaca sambil memandangi pemandangan malam yang Indah di Singapore. Berharap pemandangan ini bisa membuatnya menjadi lebih tenang. 

Luna menekan nomor Damian; dia terus menenangkan dirinya hingga akhirnya Damian mengangkat telefon dari dirinya

"Hello sayang"

"Hai Mas... Sudah dirumah ?"

"Sudah. Tadi sampai rumah jam 7. Kok kamu belum tidur ?"

"Iyaa sebentar lagi mas. Tapi ini udah dikamar"

"Ga jalan-jalan ?"

"Engga Mas. Aku capek hari ini"

"Yaudah sana istirahat. Aku malam ini kayaknya mau tidur sama Keenan"

"Duhhh... Ku iri... Ku juga mau bobo sama Keenan. Jadi kangen"

Damian terkekeh pelan "Oh kirain mau bobo sama aku"

Fallin' All in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang