4

70 5 0
                                    

"Mau makan dulu ga ?" Luna tersadar dari lamunannya dan menengok ke Jeffrey yang sedang fokus menyetir. Luna mengangguk "Boleh, mau makan apa ?" 

"Lo mau apa ?" 

"Gultik Blok M ?" Luna mengidekan; mengingat ini sudah pukul 10 malam dan dia yakin kawasan Blok M pasti masih ramai. Jeffrey mengangguk setuju dan menyetir ke arah Blok M. Dikarenakan hari ini Jum'at daerah Gultik-pun sudah ramai. Jeffrey mendapat parkir yang agak Jauh yang membuat mereka berdua harus berjalan dulu untuk sampai di salah satu stan Gultik disana.

Setelah selesai memesan untuk mereka berdua; Luna menghela nafasnya sesaat setelah melihat notifikasi di hapenya. Ia berniat untuk mengabaikan dan menaruh handphonenya di tas. Jeffrey yang melihat itu bertanya 

"Kenapa ?" 

"Heh ? Gapapa Hehehe.. Duh gw ga enak sama lo jadinya. Dari Kuningan, Kemang, terus Panglima Polim terus Blok M belom lagi nganter gw balik terus jemput Tristan lagi" ujar Luna sambil melihat Jeffrey

"Paling nanti Tristan bareng Bang Satya... Tenang aja" 

"Jadi lo ga balik ke Kemang kan ?" Jeffrey menggeleng dan berhasil meyakinkan Luna . Akhirnya makanan mereka pun datang, Luna seperti biasa akan menyiapkan segala keperluan siapapun teman makannya. Mulai dari meminta sendok, tissue hingga memesan minum. Sudah menjadi kebiasaannya ketika makan dengan siapapun, termasuk Jeffrey. 

"Mau nyebat ?" tanya Luna ketika mereka sudah selesai makan. Luna tau sejak kuliah Jeffrey merupakan perokok. Memang tidak terlalu aktif tapi cukup sering.  Jeffrey menggeleng "Engga nanti aja" 

Luna berdiri dan berencana untuk membayar makanannya akan tetapi tangannya dihentikan oleh Jeffrey yang sudah memberikan 1 lembar 100ribuan kepada mas-nya "Jeff... Gw bisa bayar sendiri kok" 

"Cuman gultik Na" 

"Iya makanya cuman gultik. Lo klo mau traktir gw tempat yg enakan gitu, di Pablo's atau Union" goda Luna sambil tertawa ketika mereka sudah berjalan menuju mobil dimana mereka parkir 

"Atur! Ayok aja gw mah" 

 "Yeee becandaaa" 

.             .              .

Perkenalan antara Luna dan Jeffrey bisa dibilang sudah lama semenjak mereka masih kuliah. Jeffrey yang merupakan adik tingkat dari Tristan semasa kuliah selalu ikut kemana pun Tristan, Tanaka dan Jo pergi. Oh tentu saja kadang Jeffrey akan menarik Widipa untuk menemaninya. Berakhir berkenelan dengan Luna ketika Tristan mengajak teman-temannya untuk mengerjakan tugas di apartmentnya. 

Jeffrey pernah beberapa kali mendapat suruhan dari Tristan untuk menemani Luna mencari tugas-tugasnya semasa kuliah dan berakhir menjadi pekerjaan suka rela-nya. 

Awalnya Jeffrey akan diam saja dan membuat suasana menjadi awkward. Luna benci itu, bukan benci dengan Jeffrey. Dia akan bingung ketika harus berhadapan dengan orang yang pendiam. Dia benci suasana awkward. Makanya dia marah sama Tristan karena sudah menyuruh Jeffrey untuk menemaninya. Bukannya Tristan jera, ia malah menegur Jeffrey untuk lebih aktif dalam berkomunikasi "Lo kan anak komunikasi. Klo lo ga bisa ngomong lo ganti jurusan aja sana" ujar Tristan pada saat itu.

Jeffrey mendengus mendengar pernyataan itu dari Tristan dan akhirnya mulai mencoba membuka percakapan dengan Luna. Tak disangka, akhirnya mereka bisa mempunyai obrolan dan nyambung satu sama lain.

Mobil Tristan akhirnya sampai di pagar rumah Luna; Luna membereskan barang-barangnya dan tersenyum ke Jeffrey "Makasih yaa"

"Iya sama-sama"

Fallin' All in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang