37

54 4 2
                                    

Keesokkan harinya Adit sudah dinyatakan boleh pulang dengan catatan harus tetap istirahat, alias belum boleh masuk sekolah selama 3 hari. Gimana reaksi Adit ? Wah jangan ditanya, anaknya girang banget. Sudah seminggu lebih dia merasa menjadi raja di rumah ini. Ya emang cuman sampai hari ketiga aja dia lemes dan tidur terus selebihnya wah penguasa baru. Semua yang dia pengen makan pun selalu tersaji, bahkan Ganen yang biasanya males kalo Adit minta tolong aja langsung dengan cepat membantu sang adik. Abi ? Jangan ditanya. Stand by nemenin Adit.

Sekarang ditambah Adit harus istirahat lagi di rumah; untungnya, semua teman-teman dekat Adit termasuk Keenan selalu datang ke rumah setelah pulang sekolah. Sekedar membantu Adit mengerjakan peer dan memberikan bahan pelajaran yang diberikan hari itu; jadi Adit ga ketinggalan pelajaran sama sekali. Oh thanks to Arka donk tentunya. Si anak paling pintar diantara ketiganya.

Hubungan Keisha dan Jo pun masih belum ada progress; perang dingin itu masih terjadi. Tapi sebisa mungkin, mereka terlihat baik-baik saja didepan anak-anak. Keisha juga masih tetap menyiapkan makanan serta baju kerja Jo, tugas seorang istri tentunya. Jo juga kadang masih siap sedia menjemput istrinya sepulang kerja, yah walaupun dimobil tetap diam. Tapi tetap tugas seorang suaminya sudah terpenuhi.

Seperti malam ini, Jo pulang telat karena memang pekerjaan yang masih menumpuk di kantor jadi Keisha harus pulang sendiri. Sesampainya di rumah, Keisha langsung mengecek ketiga anaknya seperti biasa dan mengajak mereka makan malam bersama. Setelah selesai, Keisha lebih memilih untuk membaca buku di patio sedangkan anak-anaknya sudah kembali ke kamar---pikirnya.

"Buna"

Keisha menoleh dan melihat Abi berdiri tak jauh dari dirinya; ia tersenyum dan memanggil Abi untuk datang ke pelukannya. Abi langsung memeluk Keisha dengan erat dan tak lupa Keisha mengecup kening Abi sambil mengusap punggung anak bungsunya itu "Kenapa bayi-nya Buna ?" tanyanya

"Gapapa... pengen dipeluk Buna aja"

"Kok lucu banget sih anak bayi ini"

"Bun, aku udah ga bayi"

"Tetep bayi buat Buna"

"Bun"

"Hmm"

"Abi udah ketemu tante Melissa"

Keisha mengerutkan keningnya, ia mengendurkan pelukannya dan menatap Abi "How is it ? Adek seneng kan waktu itu pergi sama Dadda ?" Abi mengangguk sebagai jawaban

"Adek seneng kok Bun. Tante Melissa baik ke Abi"

"Bagus donk" sahut Keisha sambil merapikan rambut Abi

"Dadda juga nanya, Abi suka tante Melissa apa engga"

"And your answer is ?"

Abi menggeleng pelan "Abi gatau"

"Gatau kenapa ? Abi harus jujur loh sama Dadda. Kan Daddy selalu ajarin Abi untuk jujur"

"Abi..." ucapan Abi terhenti, ia memeluk Keisha kembali dengan erat "Abi cuman sayang Buna pokoknya. Buna satu-satunya Buna buat Abi" bisiknya yang membuat hati Keisha terenyuh. Mata Keisha berkaca-kaca mendengar penuturan Abi. Apa yang dia takutkan secara tidak langsung dijawab oleh Abi.

"Nak, Buna will always love you Nak. No matter what, Buna will love you. You're my baby after all. Daddy dan Dadda juga sayang Abi. Terima kasih sudah pilih Buna jadi Ibu Abi ya. I love you sayangku, bayi-nya Buna forever" ucap Keisha dengan lirih sambil menahan air matanya agar tidak jatuh.

Abi mengendurkan pelukannya dan menatap muka Keisha yang tersenyum kepadanya; Abi memberikan kecupan pada pipi Keisha sebelum kembali berlari pergi meninggalkan Keisha sendiri lagi di patio. Keisha menarik nafasnya dalam-dalam dan menghapus air matanya sebelum benar kembali menangis. Wanita itu melanjutkan membaca buku dan mencoba menjauhkan semua pikirannya untuk menangis.

Fallin' All in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang