Empat Puluh Delapan RAHASIA TENTANG ARSENIK

2.7K 708 61
                                    

Noted : Pelan-pelan saja ya. Saya lagi mumed.
Saya tidak memaksa kalian bertahan kalau bosan. Silahkan melipir dulu ke bacaan yang menarik lainnya dulu. Nanti kembali lagi.

DesysthaDj aku menghubungi mu lewat IG sore tadi

Selamat membaca semuanya. Tolong doakan saya. Yang baik-baik.

*






Status yang belum dinaikkan menjadi suspect sekalipun sudah ada pernyataan resmi dari Raden Aryo Pananggalih kepada pihak kepolisian tentang apa yang dia lakukan kepada istrinya. Pengacara keluarga membawa Raden Aryo kembali ke rumah setelah 6 jam berada di Polres dan menjawab 16 pertanyaan penting yang diajukan oleh penyidik. Pernyataan resmi Raden Aryo Pananggalih membuka celah kasus independen dari kasus utama yang sudah diselidiki oleh polisi. Kasus di atas sebuah kasus.

Situasi itu mengubah suasana kediaman Pananggalih.

Kalau dulu setiap hari jalanan utama di depan rumah sepi, maka sekarang ada yang berubah. Banyak orang berkerumun di bawah pohon-pohon beringin yang berjajar di tepi jalan. Mereka para wartawan yang mengikuti kasus kematian Raden Ayu Wirastri. Tak dipungkiri bahwa selama ini banyak khalayak ramai mengenal atau minimal tahu sosok wanita itu. Raden Ayu Wirastri itu salah satu sosialitanya Yogya. Tak pelak, kasus itu menyebar dengan cepat.

Galih dan Angger memutuskan diam, termasuk ketika wartawan mencuri waktu dengan menghadang mereka di gerbang rumah ketika mereka hendak keluar beraktifitas. Keputusan Raden Aryo memakai jasa pengacara menguatkan kenyataan bahwa pria itu berada dalam pusaran kasus kematian istrinya.

Pukul 8 malam

Setelah hari melelahkan dan menunggu babak selanjutnya. Anger dan Galih duduk di pendopo dengan lampu yang dinyalakan keseluruhannya.

 Anger dan Galih duduk di pendopo dengan lampu yang dinyalakan keseluruhannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wedang uwuh mengepul di hadapan mereka. Mereka yang menatap sebuah kamar di lantai atas. Bukan kamar utama, tapi salah satu kamar yang biasa dipakai oleh para tamu. Bapak mereka memutuskan untuk menempati kamar itu. Dia berlaku selayaknya tahanan rumah.

Angger menghela napas lelah.

"Jenis racun itu memangnya bisa dibeli dengan bebas, Ngger? Arsenik?"

"Nyatanya Ibuk bisa menemukannya, Mas. Dia menggunakannya dengan sangat hati-hati. Seseorang yang terpapar zat arsenik dalam dosis yang tidak mematikan, kedepannya dapat menyebabkan keracunan kronis dan karsinogenik atau zat penyebab kanker, Mas."

"Orang yang menjadi perantara Ibuk mendapatkan racun itu bisa masuk dalam kasus ini, Ngger."

"Tadi penyidik bilang, mereka akan menelusuri itu dari riwayat ponsel Ibuk. Tapi, kamu dengar sendiri kan Mas? Ponsel Ibuk itu bersih banget."

"Mungkin polisi harus memeriksa CCTV seluruh tempat di Yogyakarta ini, Ngger, untuk tahu pergerakan Ibuk." Galih menyugar rambutnya pelan. Dia mengangkat kakinya ke kursi dan memeluk lututnya.

DARI BALIK KELAMBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang