Angger Liveni Pananggalih itu dokter muda berdarah ningrat. Orang bilang dia tinggal di dalam tembok. Tembok keraton. Dan karena keningratannya itu di jidat Angger seakan tertulis kalimat : BUKAN UNTUK GADIS JELATA!
Mungkin itu juga yang ada di piki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Manusia dengan komposisi gen ABCC11 adalah tipe manusia yang saat berkeringat sangat banyak, dia tidak memiliki bau badan. Bang Chan of Stray Kids adalah salah satunya
Selamat membaca teman-teman
Semoga kalian sehat selalu
*
"Mas Banyu ke Amerika ada urusan apa Mi?"
"Kunjungan kerja, Put."
"Dia ga bilang apa-apa soal kamu yang di tempeli sesuatu?"
Gemintang menggeleng. "Ya mungkin karena bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan."
"Atau mungkin memang dia pikir ga perlu bilang biar kamu tidak khawatir."
"Mungkin. Tapi tetap bilang ke Simbah biar dibereskan."
"Aku selama hidup kok ga pernah kepikiran ya Mi hal-hal seperti itu?"
"Alhamdulillah hidup masih ndalan, Put. Aku bahkan ngerti yang begitu juga enggak. Bapak itu memang abdi dalem tapi aku ga pernah lihat Bapak melakukan hal-hal berlebihan tentang adat Jawa. Sewajarnya."
"Beneran yang di kamu itu aneh? Bukan seperti yang dulu?"
Putri menatap Gemintang heran. Dia sudah mendengar walaupun sedikit dari Mbah Margo. Atau, pria sepuh itu hanya ingin menenangkannya saja?
"Secara gampangnya saja, Put. Kita itu dulu pas kecil mendengar bahwa jin itu kepanasan kalau mendengar ayat-ayat suci Al-Qur'an. Nah itu yang menjadi kebenaran yang kita yakini seumur hidup. Padahal sejatinya kan tidak begitu. Mereka mendengarkan, diam dan takjub lalu beriman. QS Al Jinn (72):1."
"Iya. Jaman kecil dulu sering mendengar yang begitu."
"Namanya jaman dulu Put. Guru ngaji waktu jaman kita dulu itu kan harus pintar menanamkan sesuatu dengan media yang terbatas."
"Seperti kebiasaan teriak hai pesawat terbang, bagi uang pas pesawat lewat. Kalimat ajaib yang turun temurun."
"Kamu mau ngajari anak sama cucumu kalimat itu nanti, Put?"
Putri tertawa. Dia menatap Gemintang lekat. Gemintang yang kembali menatap kejauhan ke arah pohon gayam yang benderang.
Putri menyesap tehnya. "Kamu ga seneng denger mau punya adik, Mi?"
