Pagi kembali muncul dan menampakkan sinarnya di muka bumi. Terlihat sosok tubuh Garvin yang tampak telungkup di atas ranjang dan Azkia yang sedang di berdiri di depan kaca.
Kini Azkia sudah rapi dengan pakaian sekolah yang melekat di tubuhnya. Beberapa kali ia memuji dirinya sendiri kala melihat penampilannya yang sudah rapi dengan rambutnya yang ia ikat seperti ekor kuda. Jangan berharap bahwasanya mereka akan bulan madu atau semacamnya, kedua orangtua mereka sangat melarang itu di karenakan umur mereka yang masih di katakan muda. Lagipula mereka pun sama halnya dengan apa yang di pikirkan Pandu dan Tiffany.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh namun Garvin si keras kepala itu masih belum juga bangun dari tidurnya. Apakah ini adalah salah satu dari kebiasaan laki-laki itu, terlambat bangun.
Secara perlahan Azkia melangkahkan kakinya mendekat ke tempat Garvin yang tertidur.
"Kak," panggil Azkia yang berusaha membangunkan kebo itu sambil menggoyang-goyangkan lengan kekar Garvin.
Laki-laki itu mengerang pelan sambil membalikkan badannya dari posisi telungkup menjadi telentang. Azkia dapat melihat secara langsung wajah Garvin yang tampan dan yang paling membuatnya tidak percaya adalah status mereka saat ini.
"Kak," panggil Azkia sekali lagi.
"Ck! Ganggu banget lo anj~" geram Garvin yang hampir saja kelepasan.
"Kakak mandi sana, nanti kesiangan ke sekolahnya," ucap Azkia lembut.
Dengan malasnya Garvin mengangkat tubuhnya lalu berjalan menuju kamar mandi hendak membersihkan tubuhnya.
Sambil menunggu Garvin selesai bersiap-siap, Azkia memilih untuk turun kebawah untuk bertemu dengan keluarga barunya. Almajaya, tak di sangka ia menjadi menantu konglomerat.
Kaki mungil Azkia perlahan turun melalui tangga yang desainnya saja membuat perempuan itu ingin berlama-lama menginjakkan kakinya di sana. Jika orang lain melihatnya pasti akan mengatainya katrok.
Pandangan Azkia teralih ke ruang tamu yang sudah ada Pandu dan Tiffany di sana sambil menyesap teh mereka. Ia pun memilih untuk menghampiri mereka untuk memberikan salam.
"Pagi Pa, Ma," sapa perempuan itu dengan gugup.
Seketika pandangan pasangan suami istri itu teralih pada sosok Azkia yang sedang berdiri di belakang mereka.
"Eh, Azkia. Mantu Mama," sambut wanita paruh baya tersebut yang kira-kira sudah menginjak umur tiga puluh sembilan tahun, "sini!" Tiffany menepuk bangku yang berada disampingnya, "duduk disamping Mama." Pintanya.
Tanpa pikir panjang Azkia pun langsung melangkahkan kakinya mendekat pada Tiffany lalu mendaratkan bokongnya di sofa, tepatnya di sebelah Tiffany.
Tiffany tersenyum lalu tangannya terangkat mengelus rambut hitam Azkia, "gimana tadi malam?"
"Ma ...." tegur Pandu yang membuat tawa Tiffany terdengar.
"Garvin baik gak sama kamu?" tanya Tiffany lagi.
Perempuan yang berada di depannya itu hanya terdiam kala mengingat perlakuan Garvin terhadapnya yang selalu mengatainya dengan kasar.
Seketika Azkia pun menganggukkan kepalanya kaku, "baik, Ma." Jawabnya.
"Syukurlah kalau begitu. Kalau misalnya dia buat jahat sama kamu, lapor aja sama Mama, Oke?" ucap Tiffany.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [END]
Teen Fiction"ℬ𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂." -𝓐𝔃𝓴𝓲𝓪. Hujan itu indah, hujan itu tenang, hujan itu awal dari kisah kita dan juga akhirnya. Begitulah cara alam menyambut dan memisahk...