"Mana nih si Jamal?" tanya Ragil saat melihat tidak adanya Ardi diantara mereka.
Kini Garvin, Reygan, Ragil saat ini sedang nongkrong di basecamp. Selang tadi Garvin memang sudah badmood kerena Mamanya yang terus mengomelinya tanpa habis.
"Santai aja, mungkin dia lagi di jalan," ucap Reygan sambil memainkan game di ponselnya.
Sedangkan di satu sisi tepatnya di pinggir jalan yang panas. Ardi selalu menggerutu karena ban mobilnya yang bocor.
Duk!
Ardi menendang ban mobilnya dengan rasa kesal menguasainya.
Sambalado, ah ... ah ... sambalado, ah ... ah ... itu sambalado ... cintamu sambalado.
Suara lagu dangdut itu berasal dari ponsel Ardi menandakan adanya orang menelpon. Dengan kesal ia pun memencet tombol hijau yang tertera di layar ponselnya itu.
"APA?!" Jawab Ardi kala sambungan telepon itu terhubung.
"Anjir! kaget gua. bukannya ngucapin salam malah marah-marah ga jelas, kaya cewe, lu!" kesal Ragil dari seberang sana.
Ya, sang penelpon adalah Ragil.
"Ck! Apaan anjing!" maki Ardi.
"Astagfirullah,"
"Cepat lah bangsat! Lu mau ngomong apaan?!"
Dug!
Ardi kembali menendang ban mobil tersebut seraya meluapkan emosinya.
"Argh!" ringisnya kala merasakan saat kakinya yang malah kesakitan.
"Desah kenapa, lu?" tanya Ragil penasaran.
"Ck! Gua bukan desah, njir!"
"Teru ...."
"... udah! Dari pada lo banyak nanya yang gak jelas kayak cewe, mending lo bawa montir ke depan gang Lonthe, dah," usul Ardi mencoba untuk sabar.
"Ngapain lu di depan gang Lonthe? Jangan bilang ...."
"CEPETAN!"
Tut ... tut .....
Ardi mematikan panggilan itu secara sepihak.
Ardi masih setia menunggu kedatangan Ragil, yah, walaupun setiap menit ia pasti menggerutu tak jelas. Keringat yang sudah membasahi keningnya seakan membuat pesona Garvin semakin terlihat.
"Kayak gak pernah liat cogan, njir!" dumel Ardi dalam hati kala banyak orang yang melirik ke arahnya.
Brum ....
Sebuah mobil tua pengangkut barang lewat dengan pelan. Ardi dapat melihat adanya segerombolan asap hitam di belakang mobil tersebut.
"Bangs ...."
Uhuk!
UHUK!
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [END]
Teen Fiction"ℬ𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂." -𝓐𝔃𝓴𝓲𝓪. Hujan itu indah, hujan itu tenang, hujan itu awal dari kisah kita dan juga akhirnya. Begitulah cara alam menyambut dan memisahk...