36. hilang

7.8K 367 80
                                    

Pagi ini Azkia kembali menampakkan senyuman manisnya kala mengingat bahwasanya tepatnya tengah malam nanti adalah ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Kebahagiaannya menjadi ganda saat mengingat Garvin akan menyusun acara perayaan ulang tahunnya, akan tetapi hanya di hadiri oleh orang terdekat saja.

Kakinya melangkah masuk ke dalam kelas dengan sesekali menyapa orang yang lewat. Walaupun sebagian orang tidak ada yang meladeni sapaannya, akan tetapi senyumannya tidak pernah luntur.

Di sisi lain, Garvin sedang nongkrong di kantin dengan ketiga sahabatnya. Semua gadis menatap kagum diri mereka yang memancarkan aura ketampanan yang mampu membuat mereka terpana. Sungguh aneh, mereka seakan terhipnotis.

"Nanti malam kalian datang ke rumah gua," ucap Garvin sambil meletakkan ponselnya di atas meja.

"Buat apa?" tanya Ragil.

"Ada makanan, kan?" tanya yang di susul oleh Ardi.

Sementara itu Reygan hanya menyimak pembicaraan saja.

"Gak perlu banyak nanya. Intinya nanti malam lo semua datang!" ketua Garvin sambil merotasi matanya malas, "dan, jangan lupa bawa kado." sambungnya.

"Lo ultah?" tanya Ardi penasaran, "atau bebek lo yang ultah?"

"Yakali Garvin jadi juragan bebek," ucap Ragil dengan di iringi tawa yang besar.

"Ck," decak Garvin pelan, "intinya lo semua datang, bangsat!" makinya.

"Baik juragan bebek," ucap Ragil dengan nada penuh wibawa bak seseorang titisan kerajaan.

Garvin hanya bisa menahan kekesalannya pada Ragil dan Ardi. Mereka cukup menjengkelkan hingga patut untuk di telantarkan.

**

Di sinilah, Rachel dan Triela berjalan dengan penuh percaya diri. Kalian pasti masih mengingat bagaimana perlakuan mereka pada Azkia. Sangat buruk.

Dengan pakaiannya yang ketat dan rok spannya mereka berjalan menuju kelas seseorang.

Sesampainya di tempat tujuan mereka, Rachel dan Triela masuk tanpa permisi ke dalam kelas tersebut yang kebetulan tidak ada guru yang sedang mengajar. Langkah kaki mereka berjalan menuju bangku yang paling belakang lalu duduk di atas meja yang berhadapan langsung dengan sosok itu. Sosok yang di maksud adalah Azkia.

Aktivitas Azkia yang sedang menulis sesuatu di bukunya terhenti kala sebuah kaki mendarat di atas bukunya. Ia cukup terkejut lalu mengangkat wajahnya dan melihat adanya dua orang gadis yang terhitung sudah lumayan lama mereka tidak mengganggunya.

Rachel dan Triela tersenyum remeh pada Azkia yang terlihat kaget dengan kedatangan mereka.

"Why? Lo kaget lihat kedatangan kita?" tanya Rachel tak suka.

"Lo tau yupi?" tanya Triela, "lembek, sama kaya mental lu." ejek Triela hingga mereka pun tertawa secara bersamaan.

Tangan Rachel terangkat lalu menggenggam beberapa helai rambut Azkia. Apa yang di lakukan Rachel cukup membuat Azkia merasa was-was, dan benar saja, secara tiba-tiba Rachel menarik rambut yang ia ganggam itu hingga membuat rambut itu rontok dari akarnya.

Azkia meringis dengan tangannya yang mengelus-elus rambut. Ia menatap wajah Rachel dengan tidak suka.

"Turunin mata lo!" pekik Rachel tidak suka dengan cara Azkia menatapnya.

Seakan tuli, Azkia tetap menatap tak suka Rachel. Di bawah meja itu tangannya sudah mengepal menahan kekesalannya.

"Lo kayaknya perlu di kasih pelajaran," ucap Rachel dengan geram. Ia turun dari atas meja itu lalu mengambil sebuah gunting yang sudah di bawa oleh Triela tadi.

AZKIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang