41. ekstra chapter pertama

14K 467 76
                                    

Mencintaimu adalah sebuah anugerah terindah yang pernah hadir di hati kecil ini, akan tetapi memilikimu adalah suatu mimpi yang tidak akan menjadi kenyataan. Mencintaimu sekarang dan sampai selama-lamanya, cinta ini tidak akan hilang walaupun dunia menolak sekalipun.

Semesta tidak pernah jahat, takdir tidak pernah salah. Ketika kata perpisahan mendekati dirimu maka yakinlah takdir punya sesuatu yang baru untukmu. Takdir memiliki banyak misteri yang sulit untuk manusia tebak, cukup percaya dan ikhlas pada saatnya.

Kehilangan yang membuatmu sadar bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Kehilangan yang membuatmu mengerti apa arti dari kehidupan yang sebenarnya. Kata kehilangan yang membuatmu takut perlahan mengajarimu apa arti dewasa yang sebenarnya. Ketakutanmu akan kehilangan akan datang menghampiri dirimu bagaikan bayangan yang akan selalu mengikuti kemanapun kamu pergi.

Sosok jasad seorang Gadis di temukan mengapung di sebuah kolam renang SMA ALANGSARI. Jasad yang di ketahui indentitasnya adalah Azkia, murid kelas X IPA 1, di temukan oleh seorang Satpam yang kebetulan sedang patroli pada 21/3/22 sekitar pukul 17:15 wib.

Kondisi jasad saat di temukan sangat mengenaskan, seluruh tubuhnya terlihat sudah sangat pucat dan perutnya yang penuh terisi akan air. Polisi memberikan pernyataan sementara pada media bahwasanya kejadian ini terjadi di karenakan sang korban yang nekat berenang di kolam yang cukup menenggelamkan dirinya. Penyelidikan ini akan terus berlangsung hingga kebenaran yang sebenarnya terungkap.

Berita tentang kepergian sosok Azkia sudah menyebar di berbagai penjuru. Banyak orang yang tidak menyangka jika perempuan itu akan pergi dengan cara yang sangat tragis ini.

Malam yang dingin dengan di sertai gerimis, terdengar sebuah tangisan yang mengisi sebuah tempat pemakaman. Terlihat wanita paruh baya sedang menangis sesenggukan di atas gundukan tanah yang masih basah dan bunga mawar yang tertabur di atasnya. Tertulis dengan indah nama Azkia di sana.

Terlihat Triela dan Rachel juga berada di sana. Saat ini mereka tidak dapat berkata apapun, mengingat bagaimana mereka memperlakukan Azkia dahulu membuat kedua Gadis itu sangat menyesalinya sampai-sampai malu menunjukkan wajah mereka saat ini. Kepergian ini sama sekali tidak pernah terbayangkan di benak mereka.

Tidak ada yang akan abadi di dunia ini, semua akan hilang pada saatnya. Kepergian dan kehilangan adalah dua kata yang saling berhubungan.

"Sust, ikhlasin Azkia untuk pergi," bisik Pandu di telinga sang Istrinya yang terlihat terus menangis di atas gundukan tanah itu. Pandu sama halnya dengan apa yang di rasakan Tiffany, shock saat mendengar kabar menantunya yang sudah tiada. Namun, saat ini ingin menjadi sosok penghibur untuk sang Istri.

Gerimis terlihat semakin deras hingga banyak di antara mereka pergi meninggalkan makam itu untuk kembali ke rumah mereka.

Tangan Pandu tergerak mengelus punggung sang Istri dengan lembut, "kita pulang, yuk. Hari sudah semakin malam, hujan sudah hampir deras." ucap Pandu berharap Tiffany ingin kembali bersamanya.

"Tapi ..."

"Sust, besok kita akan kembali ke sini," potong Pandu.

Saat ini Teresia berdiri di belakang Pandu dengan memegang sebuah bingkai foto. Kepalanya tertunduk menatap bunga mawar yang berada di atas gundukan tanah itu. Entah harus bagaimana lagi untuk di jelaskan, Gadis itu sangat terpukul saat ini. Baru saja ia menghabiskan waktunya dengan Azkia siang tadi, tiba-tiba sebuah kabar terdengar di telinganya yang mengatakan perempuan lugu itu sudah tiada. Sontak ia pun seketika shock dan pingsan saat itu.

Di saat mereka sudah bersiap untuk meninggalkan makam itu. Sosok laki-laki datang dengan berlari kencang menuju arah mereka. Penampilannya sangat berantakan dengan tiga laki-laki yang mengejarnya dari belakang. Dia adalah Garvin Almajaya.

AZKIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang