Malam ini Garvin asik bermalas-malasan di atas ranjangnya dengan ponsel yang berada di genggamannya. Sedangkan di satu sisi, seorang perempuan dengan rambutnya yang ia gulung sedang sibuk dengan peralatan dapur.
Dia adalah Azkia. Garvin dengan tak hentinya menyuruhnya untuk membuat berbagai jenis makanan untuknya dan jika Azkia tidak ingin melaksanakannya, Garvin akan menyemburnya dengan cemoohan yang tidak ada habisnya sama sekali. Dan kali ini Garvin meminta untuk di masakkan nasi goreng entah apa lagi yang dia minta kedepannya.
Setalah satu jam berada di dapur, akhirnya masakan yang Azkia masak matang dengan sempurna. Ia pun membawanya ke atas tepatnya kepada Garvin.
Cklek.
Pintu terbuka dan menampakkan Garvin yang masih di posisinya sebelum Azkia meninggalkan kamar itu.
"Ini nasi goreng yang Kak Garvin minta," ujar Azkia sambil meletakkan piring yang berisi nasi goreng itu di atas nakas.
"Kia mau mandi dulu," ucap Azkia dengan pelan.
Saat ini dia sudah sangat kelelahan karena permintaan Garvin yang tak ada endingnya.
"Siapa yang nyuruh lo buat pergi?" sinis Garvin.
"Kia udah cape, mau mandi dulu. setelah Kia mandi Kakak bisa minta sepuasnya lagi," pasrah perempuan itu dengan lesu.
Sebelum Azkia berbalik, Garvin kembali bersuara yang membuat perempuan itu menghentikan langkahnya untuk ke kamar mandi.
"Suapin gua!" titahnya lagi.
Karena kelelahan Azkia sampai lupa bahwa Garvin tidak bisa makan sendiri akibat lengannya yang masih sakit saat ini. Berusaha mengenyampingkan rasa lelahnya, Azkia pun mengambil sendok yang berada di sebelah piring tadi dan memulai menyuapi nasi goreng itu ke mulut Garvin.
Suapan demi suapan masuk ke mulut laki-laki itu. Garvin terlihat seperti anak yang di suapin oleh ibunya saat ini. Terekpresi dari Azkia yang menyuapinya dengan lembut dan Garvin yang fokus pada game di ponselnya sambil mengunyah nasi goreng buatan Azkia.
Drert.
Tiba-tiba ponsel Azkia berdeting menandakan ada yang mengirimkannya pesan.
Azkia dan Garvin sama-sama mengalihkan pandangan mereka ke arah ponsel Azkia. Garvin sempat melirik dan melihat nomor tak di kenal tertera di layar ponsel perempuan itu.
Azkia mengambil ponselnya untuk melihat pesan apa yang datang itu.
Sementara, Garvin tampak memberhentikan kunyahan yang berada di mulutnya itu dan menatap Azkia dengan tajam.
"Lo nggak jadi jalang 'kan di belakang gua?" tanya Garvin dengan wajah penuh curiga.
Seketika Azkia terkejut saat mendengar tuduhan Garvin barusan. Mengapa dia itu selalu negatif thinking terhadapnya.
"Kok Kakak mikirnya sampai situ, sih?" ucap Azkia dengan nada yang tidak enak.
"Tapi kenyataannya memang gitu, kan?!" kini nada bicara Garvin sudah naik beberapa oktaf.
"Kakak cemburu?"
"Ck! Gua cemburu sama modelan cewek kaya, lo? NGIMPI!"
Azkia terdiam sesaat saat mendengar kata-kata pedas yang keluar dari bibir Garvin. Selain menjadi istrinya, Azkia ternyata juga harus mempersiapkan hati dan mentalnya saat mendengar kata-kata pedas yang bisa saja keluar kapan saja dari bibir laki-laki itu.
"Kia mandi dulu," kata perempuan itu sambil berdiri dari pinggiran ranjang dan berjalan lesu ke kamar mandi.
"Gua belum siap ngomong, bangsat!" teriak Garvin lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [END]
Teen Fiction"ℬ𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂." -𝓐𝔃𝓴𝓲𝓪. Hujan itu indah, hujan itu tenang, hujan itu awal dari kisah kita dan juga akhirnya. Begitulah cara alam menyambut dan memisahk...