16. murka

5.6K 408 4
                                    

Pak kepala sekolah dan ketua BK pun langsung memberikan hormat dan salam kepada Pandu dan Tiffany.

"Selamat datang Pak Pandu dan Bu Tiffany," salam Kepala sekolah itu.

"Silahkan duduk Pak, Bu," ucap Ketua BK itu mempersiapkan kedua orangtua Garvin untuk duduk di sofa.

Pandu dan Tutty tersenyum ramah dan langsung duduk di tempat yang sudah di persilahkan oleh Ketua BK itu.

"Maaf mengganggu waktu senggang Bapak dan Ibu dengan tiba-tiba seperti ini," mula-mula Kepala sekolah tersebut mengucapkan permintaan maafnya.

"Tidak mengapa. Jangan memanggilku dengan Bapak, itu membuatku tampak terlalu tua," ujar Pandu dengan senyumannya yang mengembang, "panggil saja Pandu." sambungnya.

"Ah, tidak, Pak. Saya merasa tidak enak," ucap Kepala sekolah itu.

"Em, maaf, Langsung ke intinya saja," tiba-tiba Tiffany bersuara.

Mendengar itu membuat Pak kepala sekolah itu langsung terdiam dan tersenyum kaku. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Ketua BK tersebut mengodenya untuk menceritakan apa yang sudah ia lihat tadi di toilet.

"Jadi begini, Pak. Saya melihat anak Bapak melakukan pelecehan dengan seorang siswi di SMA ini. Kami sebagai pihak sekolah pasti tidak ingin orang lain sampai tahu jika kelakuan siswa SMA kami sangat buruk seperti ini," Guru BK itu mulai menceritakan apa yang tadi ia lihat.

Pandu dan Tiffany yang mendengar itu pun langsung mengalihkan pandangannya pada Garvin yang tampak santai duduk di sofa dengan kedua kakinya yang ia angkat ke atas kemeja. Sementara Azkia, ia tampak menundukkan wajahnya sambil meremas ujung roknya. Perempuan itu sangat terlihat sedang ketakutan saat ini.

Pandu dan Tiffany mulai mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Siswi yang di maksud itu pasti adalah Azkia.

Mereka tidak tahu harus memarahi Garvin atau tidak, mereka dilema. Di satu sisi Garvin memang sudah resmi menikah dengan Azkia namun di satu sisi Kepala sekolah dan Guru BK yang menunggu klarifikasi tentang yang mereka lakukan di toilet itu.

Click

Ketua BK itu mengklik sebuah tombol remote yang menempel di tembok ruangan itu. Televisi itu menyala dan menampakkan sebuah rekaman Cctv di toilet. Terlihat rekaman Garvin yang membentak Azkia dan sampai di klip Garvin mendekati perempuan itu. Rekaman itu masih berputar sampai di saat Garvin menarik pinggang Azkia dengan kuat sampai melekat pada tubuhnya.

TARRR!!

Televisi itu pecah dan kepingan layarnya berserakan di lantai. Bermodal vas bunga Garvin memecahkan layar televisi itu.

Semua yang berada di ruangan itu pun terkejut dengan apa yang baru saja terjadi itu. Mereka dapat melihat aura yang berbeda di wajah Garvin saat ini. Seperti ada kobaran api yang membara berada di dalam tubuhnya.

"Menyembunyikan kamera Cctv di toilet perempuan, heh?" geram laki-laki itu.

Suasana di ruangan itu terasa sangat mencekam. Mereka dapat melihat napas Garvin yang mulai naik turun.

"Ck," Garvin berdecak pelan sambil menyunggingkan senyuman sinis. Ia bangkit dari sofa yang ia duduki dan berjalan mendekat pada Ketua BK itu.

Secara tiba-tiba saja Garvin menarik kerah baju Ketua BK tersebut dengan kasar. Ketua BK itu sudah berumur sepuluh tahun lebih tua darinya. Suasana berubah menjadi panik saat melihat tindakan kasar yang di lakukan laki-laki itu.

"Garvin!" peringat Pandu saat melihat apa yang di lakukan anaknya.

"Ingat batasan kamu sebagai siswa!" peringat ketua BK itu.

AZKIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang