Hari ini bertepaan dengan waktu cuti sekolah. Di saat semuanya memanfaatkan liburan itu untuk berlibur bersama teman, saudara dan keluarga malah berbalik dengan Azkia yang malah menghabiskan waktunya untuk menuruti kemauan Garvin.
Tetapi, Azkia justru merasa senang karena dapat menghabiskan waktunya seharian bersama Garvin yang menjengkelkan itu.
Kini pasangan pasutri itu sedang duduk di bangku panjang yang berada di taman belakang kediaman Almajaya. Garvin meminta Azkia untuk menemaninya karena merasa bosan seharian di dalam kamar.
Jika di lihat, Garvin adalah tipe cowok yang sulit untuk di tebak. Jika di suatu saat Azkia menyimpulkan sesuatu tentang laki-laki itu malah akan berubah dalam beberapa saat. Kadang manis, kadang berkata kasar dan kadang terlihat manja membuatnya dilema sendiri.
"Kakak mau sesuatu?" tawar Azkia berusaha memecah keheningan yang melanda mereka.
Garvin yang sedang termenung sambil menatap kosong ke arah bunga mawar yang mengembang dengan sempurna itu pun teralihkan dan mengalihkan pandangannya ke samping lebih tepatnya ke arah perempuan bertubuh kecil yang selalu membuatnya seperti orang gila karena merasa ada yang aneh di dadanya saat berdekatan dengan perempuan itu.
"Lo ngerasain yang sama waktu dekat sama gua?" tanya Garvin yang membuat Azkia mengerutkan keningnya.
"Rasain apa, Kak?" bingungnya.
Secara tiba-tiba Garvin menarik tangan Azkia dan menaruhnya di dadanya sendiri. Perempuan itu terkejut dengan apa yang di lakukan Garvin saat ini.
Azkia dapat merasakan detak jantung Garvin yang memacu dengan kencang seperti tidak biasa bagi orang normal.
"Lo bisa rasain, kan?" gumam Garvin.
"Detak jantung Kakak seperti orang sakit jantung," ucap Azkia yang polos.
"Jadi lo nuduh gua penyakitan?" sinis Garvin.
Lagi-lagi Garvin selalu negatif thinking dan salah mengartikan ucapan Azkia barusan.
"Bukan gitu, tapi ...."
Belum sempat melanjutkan perkataannya, secara tiba-tiba kini Garvin membuatnya kembali terkejut lagi. Garvin sedikit memajukan badannya ke depan dan mengarahkan telinganya ke dada Azkia untuk mendengar detak jantung perempuan itu.
Yang semula detak jantungnya berpacu normal kini malah berdetak tak karuan sampai mengeluarkan sedikit keringat di keningnya.
"Detak jantung lo juga sama kaya gua," gumam Garvin yang terus mendengarkan detak jantung perempuan itu yang berdetak kencang.
"ASTAGA!"
"DIA NYUSU! DIA NYUSU BANGSAT!" pekik seseorang yang tiba-tiba muncul.
"Mulut lo bisa diem nggak, sih?! Kalau lo diem kita bisa rekam kian,"
Mereka adalah Ardi dan Ragil. Mereka datang ke kediaman Almajaya untuk berkunjung melihat keadaan Garvin.
Bi Ani mengatakan bahwa Garvin sedang berada di taman dan oleh karena itu mereka pun menghampiri laki-laki. Betapa kagetnya mereka saat itu, yang mereka lihat sewaktu pertama kali menginjakkan kakinya di rerumputan taman itu adalah Garvin yang sedang bersama seorang perempuan dengan posisi yang sangat intim.
Garvin dan Azkia sama-sama saling menjauhkan diri mereka satu sama lain saat mendengar pekikan orang tadi. Mata mereka membesar saat melihat pelakunya yang tampak menunjukkan cengiran mereka seperti tidak ada dosa.
"Ini gimana?" tanya Ardi lirih sambil menunjukkan cengirannya namun yang sebenarnya ia rasakan saat ini adalah ketakutan saat melihat Garvin yang menatap mereka seperti siap menerkam mangsanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [END]
Teen Fiction"ℬ𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂." -𝓐𝔃𝓴𝓲𝓪. Hujan itu indah, hujan itu tenang, hujan itu awal dari kisah kita dan juga akhirnya. Begitulah cara alam menyambut dan memisahk...