Dengar musiknya dulu biar adem bacanya ♡
"Penyesalan terbesarku adalah mengabaikanmu."
-Garvin.・//ε//・
Di tempat yang baru dengan suasana yang baru tepatnya di sebuah kamar yang bercat-kan putih, seorang Pria tengah asik tertidur di atas ranjang dengan posisi badan yang telentang. Rambutnya yang berantakan beserta baju atasannya yang terlepas hingga membuat tubuh elastis itu terekspos.
Pria itu terlihat begitu lelap tertidur di atas ranjangnya yang begitu empuk akibat terlalu lelah karena akhir-akhir ini ia terlalu sibuk mengurus perusahaannya. Ia adalah seorang CEO di sebuah perusahaan ternama di Amerika dan kini ia kembali berkunjung ke Indonesia untuk menemui keluarga kecilnya yang ia titipkan pada kedua orangtuanya untuk sesaat. Bukannya ia tidak mau mengajak akan tetapi mengingat Istrinya yang baru saja melahirkan satu bulan yang lalu membuatnya tidak ingin mengambil resiko dilain sisi Istrinya juga juga baru saja melakukan proses operasi saat melahirkan buah hati mereka.
Sore ini hujan kembali mengguyur kota Jakarta hingga membuat Bayi mungil yang awal mulanya tertidur dengan nyenyak di samping Pria yang tengah tertidur itu menjadi menangis kuat akibat terkejut dengan suara petir yang terdengar tidak begitu kuat.
Mendengar suara tangisan Bayi membuat tidur Pria itu terusik. Ia menolehkan kepalanya ke samping, tepatnya pada asal suara itu dengan matanya yang masih terpejam. Dengan perlahan mata Pria itu mulai terbuka hingga pandangannya yang semula mengabur kini berubah menjadi jernih dan menampakkan sosok Bayi mungil tengah menangis.
Pria itu tersenyum kecil lalu mendekatkan tubuhnya pada Bayi itu. Ia merentangkan kedua tangannya lalu memeluk tubuh kecil itu dengan pelan hingga membuat wajah Bayi yang tengah menangis itu tenggelam di ketiaknya. Sontak Bayi itu pun bertambah menangis akan tetapi dengan jahilnya Pria itu menghujani pipi tembem itu dengan kecupan yang bertubi-tubi.
Cklek!
Pintu kamar itu terbuka dan memperlihatkan kelakukan Pria itu yang selalu saja mengecup pipi Bayi yang bersamanya tanpa memikirkan Bayi itu yang terus saja menangis. Sosok yang membuka pintu itu kini terkejut dengan apa yang ia lihat. Baru saja ia meninggalkan kamar itu untuk membuat sebuah susu formula untuk Bayinya karena berhubung ia belum bisa memberikan asi, yang awalnya Bayi mungil itu tertidur dengan damai kini berubah menjadi menangis.
"Kak!" teriak orang yang berada di ujung pintu itu lalu dengan bergegas ia melangkahkan kakinya mendekati ranjang hingga membuat Pria yang berada di sana seketika menghentikan kegiatannya lalu memposisikan tubuhnya menjadi sedikit menjauh dari Bayi yang tengah menangis itu.
Orang yang baru saja datang itu mendaratkan bokongnya di pinggir ranjang. Tangannya mencoba untuk meraih tubuh Bayi itu lalu membawanya ke dalam gendongannya.
"Sust," wanita itu mencoba untuk menenangkan bayinya yang terus saja menangis.
Dari posisi tubuhnya yang masih terbaring, Pria itu terus memperhatikan gerak-gerik wanita yang berada di dekatnya itu yang tengah berusaha untuk menenangkan buah hati mereka. Seketika ia menyunggingkan senyuman manis di bibirnya lalu mengangkat tubuhnya dan mengubah posisinya yang awalnya terbaring kini menjadi duduk di atas ranjang.
Mata Pria itu semula menatap sekilas wajah Bayi yang sedang menangis itu dengan singkat lalu beralih pada wajah Istrinya—Azkia.
"Kenapa?" tanya Pria itu yang berstatus sebagai Suami Azkia—Garvin.
Yang semula wajah Azkia tertunduk ke bawah menatap wajah bayinya kini menjadi terangkat ke atas karena mendengar suara Garvin.
Cup
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [END]
Teen Fiction"ℬ𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂." -𝓐𝔃𝓴𝓲𝓪. Hujan itu indah, hujan itu tenang, hujan itu awal dari kisah kita dan juga akhirnya. Begitulah cara alam menyambut dan memisahk...