31. Garvin blushing

3.7K 317 108
                                    

Bulan sebentar lagi akan muncul di permukaan bumi. Saat ini Azkia sedang mengerjakan tugas rumahnya di meja belajar. Sedangkan Garvin, saat ini ia tampak rapi dengan jaket kulitnya yang berwarna hitam.

Setelah selesai menyisir rambutnya, Garvin berjalan ke arah Azkia yang sedang belajar lalu menyenderkan bokongnya di meja belajar itu.

Yang semulanya Azkia fokus menulis di bukunya menjadi teralih dan mengangkat wajahnya ke atas. Ia melihat wajah Garvin yang tampak tersenyum ria padanya.

"Kenapa?" tanya Azkia bingung.

"Gua keluar bentar, yah?" ucap Garvin, "keluarnya bareng Ardi, Ragil, sama Reygan. Kita cuma mau kumpul di basecamp doang." sambung Garvin panjang lebar.

"Biasanya juga pergi gitu aja tanpa izin ke Kia," ujar Azkia sambil memandang wajah Garvin.

"Sekarang beda, sayang," ucap Garvin dengan tangannya yang terangkat mengelus pucuk kepala Azkia.

Perempuan itu menghela napas gusar lalu menganggukkan kepalanya, "yaudah." katanya.

Mendengar persetujuan dari Azkia membuat Garvin memekik senang dalam hati. Laki-laki itu memajukan wajahnya lalu mengecup singkat kening Azkia.

"Mau gua beli'in apa?" tanya Garvin.

Azkia tampak berfikir sambil menepuk-nepuk dagunya dengan jari telunjuk.

"Beli'in Kia coklat aja," jawab Azkia dengan wajah berbinar-binar.

Mendengar itu membuat raut wajah Garvin seketika berubah. Ia berdecak kesal lalu memalingkan wajahnya.

"Beli'in yang banyak, ya, ganteng," ucap Azkia dengan kepalanya yang miring ke samping sambil menatap kembali wajah Garvin.

"Ck," Garvin berdecak pelan. Ia kembali memandang wajah Azkia, "lo tau alasan gua gak suka kalau lo makan coklat?" tanya Garvin yang membuat Azkia termenung.

"Karena Kakak gak suka cewe ompong," jawab Azkia dengan lugu.

"Bukan gob ..., cantik," ucap Garvin yang hampir saja mengeluarkan kata kasarnya untuk Azkia.

Azkia tahu bahwasanya laki-laki yang berada di depannya itu handak mengucapkan kata 'goblok' namun ia tampak biasa saja karena sudah terbiasa dengan kata itu.

"Lo kalau udah berurusan sama coklat bawaannya lupa sama gua!" kesal Garvin.

Azkia terdiam saat mendengar pengakuan Garvin barusan. Lupa? Mungkin tidak. Ia hanya ingin menikmati suasana kebersamaannya dengan coklat.

"Yaudah, kalau gak mau beli'in Kia coklat juga gapapa," ucap Azkia dengan pura-pura menampakkan wajah lesunya di depan Garvin.

"Iya ... Iya! Terserah lo. Entar gua beli coklat yang banyak," Garvin memilih mengalah dari pada harus berurusan dengan Azkia.

Wajah perempuan itu seketika tampak berbinar-binar saat mendengar kalimat Garvin barusan. Ia tersenyum manis seraya mengambil spidol tinta hitam permanen yang berada di laci meja belajarnya. Perempuan itu menarik tangan Garvin lalu menuliskan sesuatu di pergelangan tangan laki-laki itu.

Garvin hanya diam dan melihat apa yang ingin di lakukan Azkia saat ini.

Setelah beberapa saat akhirnya Azkia selesai dengan kegiatannya yang menulis sesuatu di pergelangan tangan Garvin. Terlihatlah tulisan 'Punya Kia' dan di tambah dengan emoticon love di sana.

"Paan dah, alay banget," gumam Garvin sambil menunjukkan wajah yang murung.

"Pergi sana. Katanya mau keluar," ucap Azkia yang membuyarkan lamunan Garvin.

AZKIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang