Hari ini bertepaan dengan hari cuti sekolah. Waktunya untuk bermalas dan bersenang-senang untuk sebagian orang.
Perempuan dengan rambutnya yang di gerai mulai pagi tadi selalu menampilkan senyuman manis di bibirnya. Azkia terlihat sangat bahagia, akan tetapi kebahagiaan apa itu yang membuat perempuan itu sampai tersenyum selalu.
Azkia berjalan menuju cermin yang berada di kamarnya lalu merapikan rambut yang walaupun sudah rapi dari beberapa waktu yang lalu. Selanjutnya ia berjalan mendekati Garvin yang masih berbaring di atas ranjang dengan posisi badannya telungkup. Sudah menunjukkan pukul setengah sembilan namun laki-laki itu belum kunjung bangun juga.
"Kak," panggil Azkia sambil menggoyangkan lengan Garvin. Namun, laki-laki itu tampak tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia bangun.
Azkia mengulang menggoyangkan lengan Garvin dan kembali lagi mengulangi saat Garvin belum juga bangun. Hingga pada saatnya, tubuh Garvin tampak bergerak. Laki-laki itu membuka matanya secara perlahan. Penglihatannya yang awalnya mengabur berubah menjadi lebih jernih dan melihat wajah Azkia yang tampak tersenyum. Ia membalikkan badannya supaya tidak telungkup lagi.
"Apaan?" tanya Garvin dengan nada serak.
"Bangun! Kia mau bilang sesuatu," ucapnya sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Garvin.
"Ck! Bilang apa lagi?" tanya Garvin dengan nada bicara ketus.
Azkia tersenyum bahagia, "tau, gak? Sebentar lagi Kia ulang tahun!" hebohnya sendiri sedangkan Garvin tampak memejamkan matanya kembali.
Raut wajah perempuan itu berubah menjadi raut kesal. Ia bersorak kesal dalam hati karena Garvin yang mengabaikannya.
"Nyebelin!" maki Azkia pelan.
Hendak pergi meninggalkan Garvin, secara tiba-tiba laki-laki itu menarik pergelangan tangannya dan membuat bokong Azkia mendarat di pinggir ranjang itu.
Garvin mendekatkan badannya pada Azkia dan membuat paha perempuan itu sebagai bantalnya. Laki-laki itu memejamkan matanya lalu memeluk pinggang kecil itu seraya menenggelamkan wajahnya di perut datar Azkia.
Apa yang di lakukan oleh Garvin cukup membuat Azkia terkejut. Ia merasakan Garvin yang menduselkan wajahnya di perutnya. Ada rasa geli namun candu.
Di dalam perutnya terasa seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di sana.
Perlahan namun pasti. Tangan Azkia terangkat menyentuh rambut Garvin. Ia perlahan mengelus rambut laki-laki dengan lembut.
Mereka sama-sama menikmati suasana hingga terlewatkan beberapa menit saat mereka bersama. Garvin menikmati tangan Azkia yang mengelus-elus rambut seraya memainkannya.
Hingga pada saatnya Garvin membenarkan posisinya menjadi menatap wajah Azkia dari bawah. Ia terdiam sejenak lalu menempatkan tangannya di belakang leher perempuan itu seraya menariknya dan membuat wajah Azkia menunduk ke bawah. Garvin ikut mengangkat wajahnya. Itu membuat wajah mereka tak berselang lama semakin dekat. Garvin mendaratkan bibirnya tepat di bibir Azkia, Ia mengecup singkat bibir merah itu.
"Morning kiss, baby," ucap Garvin dengan suaranya yang masih serak.
Azkia mengalihkan pandangannya berusaha menyembunyikan wajahnya yang pastinya sudah memerah.
"Kita udah halal tapi ada yang kurang," ucap Garvin yang sok misterius.
Azkia menatap bingung wajah Garvin yang walaupun sebenarnya wajahnya masih blushing.
"Project bayi," ucap Garvin. Laki-laki itu mengelus-elusnya perut rata Azkia, "kapan kita buatnya, by?" tanya Garvin yang membuat bulu kuduk Azkia berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [END]
Teen Fiction"ℬ𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂." -𝓐𝔃𝓴𝓲𝓪. Hujan itu indah, hujan itu tenang, hujan itu awal dari kisah kita dan juga akhirnya. Begitulah cara alam menyambut dan memisahk...