Malam ini Garvin dan ketiga sahabatnya sudah stay di Braqking's. Banyak penonton yang datang untuk menyaksikan pertandingan balap liar itu. Suara deruman motor menggas ikut meramaikan suasana malam ini.
"WOW!" sorak Ardi menghebohkan.
"Lo harus menang dan bawa hadiahnya, Vin! Untung, bisa traktir ayang," cengengesannya Ardi.
"Sok punya ayang, lo!" sembur Ragil.
"Hati-hati, Vin. Bisa aja mereka ada niat curang nanti," ujar Reygan mengingatkan.
"Kaya gak tau aja lo, Gan. Si Jamal udah terbukti kemahirannya soal balapan," kata Ardi.
"Waw! Malam ini ternyata lo yang jadi tandingan, gua?" tiba-tiba suara seseorang terdengar. Orang itu berjalan mendekati Garvin yang sedang memasang helm full face miliknya.
Dia adalah Stevano Raditya, yang paling di kenal dengan si raja balap.
Dulu, Garvin pernah kalah dalam balap liar melawan Stevano. Stevano melakukan kecurangan dengan melemparkan paku tajam di lintasan Garvin dan membuat laki-laki terjatuh dan terseret di aspal beberapa meter ke depan. Setelah kecurangan yang di lakukan Stevano, justru Garvin tidak tinggal diam saja. Ia membogem Stevano habis-habisan sampai tapar dengan keadaannya yang luka di mana-mana.
"Aw! Atut, gua mencium aroma kebusukan di sini," kata Ragil mengejek.
Mendengar itu Stevano hanya tersenyum remeh.
"Malam ini gua datang dengan niat baik-baik. Gua hanya mau buat kesepakatan dengan, lo," ucap Stevano sambil menatap Garvin.
Kening Garvin mengerut saat mendengar ucapan Stevano yang mengatakan kesepakatan.
"Di waktu gua menang balapan ini, gua mau lo serahin diri lo ke polisi sebagai bandar narkoba," tantang Stevano.
Mendengar itu membuat Garvin tertawa remeh di balik helm full facenya, "Selain lemah di skil, lo juga lemah dalam taruhan," ucap Garvin dengan tetapan meremehkan.
"Gua gak peduli sama apa yang lo bilang, yang terpenting sekarang lo bilang 'ya' atau 'tidak'?"
"Ck," Garvin berdecak remeh, "dan kalau gua menang, gua pengen lo bertekuk lutut dan cium kaki gua!" tantang Garvin.
"Oke, gua terima tantangan, lo!"
Suara gas motor dan sorak-sorai para penonton berkumandang di lapangan Braqking's saat ini.
Seorang cewek dengan pakaian minim datang sambil membawa kain kecil berwarna merah ke tengah lintasan balapan itu.
"Bersedia?" aba cewek itu.
Hanya gasan motor yang di lontarkan Garvin dan Stevano sebagai jawaban kesediaan mereka.
"Tiga ... Dua ... Satuu!"
Semuanya bersorak kuat dan heboh saat motor Garvin dan Stevano tergas meninggalkan garis start.
Di lintasan sepi itu motor mereka melaju kencang tampa memikirkan keselamatan dirinya sendiri. Jiwa mereka seakan-akan menggila saat ini dan tidak ada yang mau mengalah. Mereka berlomba-lomba dan saling memotong demi mencapai garis finish.
Saat ini posisi Garvin berada di depan Stevano. Tanpa di duga, motor Stevano melaju memotong motor Garvin. Stevano mengangkat kakinya dan menunjangkannya ke motor Garvin sehingga membuat motornya oleng.
Garvin merasakan sakit di lengannya. Ia baru ingat bahwa lengannya yang masih belum juga sembuh. Tetapi bukan Garvin namanya jika menyerah begitu saja. Dengan keahlian Garvin dalam mengendalikan motor membuatnya dapat menyeimbangkan kembali laju motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [END]
Teen Fiction"ℬ𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂." -𝓐𝔃𝓴𝓲𝓪. Hujan itu indah, hujan itu tenang, hujan itu awal dari kisah kita dan juga akhirnya. Begitulah cara alam menyambut dan memisahk...