"Woi kampret!" teriak Ardi pada seorang gadis dengan rambut di gerai sebahu itu. Gadis itu adalah Gladis, anak XI IPS 2. Si Queen sekolah SMA ALANGSARI.
Gladis yang berparas cantik mampu membuat para laki-laki tergoda padanya. Namun itu semua tidak berlaku bagi Ardi dan ketiga sahabatnya itu. Ardi malah merasa muak saat melihat wajah Galdis.
"Aish!" geram Gladis saat tak terima jika seseorang memanggilnya dengan tidak sopan. Ia berbalik badan dan menatap Ardi dengan tatapan tajam. Di sampingnya terdapat dua perempuan yang selalu lengket dengannya.
"Lo gak punya pikiran banget, yah. Jangan gara-gara lo anak orkay lo bisa seenaknya sama orang di bawah, lo!" teriak Ardi heboh.
Awal pertengkaran mereka yaitu saat Ardi melihat Gladis sedang membully Adik kelas di belakang sekolah. Bukan hanya sekedar itu, Ardi juga melihat bahwa Gladis dengan mudahnya menjahili guru dengan mengunci di WC lalu pergi begitu saja.
"Dan, satu lagi. Lo ngunci Bu Kentufe di WC, kan?!"
"Mulut lo bisa diem gak sih?" geram Gladis yang melihat mulut Ardi yang tak mau diam.
"Kalau gue diem berarti itu pas gua udah dead,"
"Gak nanya, sumpah," kilah Gladis.
"Nie cewek ngeyel banget di bilangin!" kesal Ardi.
"Badan cowok mulut cewek," ejek Gladis sambil memutar matanya malas.
"Ngajak gelut, lo?!" tantang Ardi yang sudah terpancing amarah.
"Nggak ada faedahnya," ujar Gladis sambil berbalik dan berhak meninggalkan daerah koridor kelas XI IPA 1 tersebut.
Melihat itu Ardi mencoba sabar. Tidak heran lagi akan sifat Gladis yang keras kepala seperti ini. Perekonomian yang cukup dan hidup bebas membuatnya semena-mena dan tak mengenal arti dari good attitude. Lagi pula Ardi tidak ingin bertengkar dengan seorang cewek karena ia merasa seperti menjadi seorang bencong jika itu terjadi.
**
"Makan!"
Azkia sedang berada di kantin bersama Garvin. Si Gadis berkacamata bulat itu benar-benar memanggilkan Azkia dan menyuruhnya mendatangi Garvin.
Selang tadi, Garvin selalu menambahkan makanan ke piring Azkia dan memaksanya untuk menghabiskan makanan itu saat ini juga.
"Kia udah kenyang," ujarnya dengan lemah dan mulut yang sudah penuh sehingga membuatnya tampak lucu.
"Makan gua bilang!" titah Garvin, "Lo itu baru makan sikit aja udah bilang kenyang. Pantesan aja badan lo kurus kering," sambung Garvin.
"Kia benar-benar udah kenyang," cicit Azkia.
Huek.
Azkia menutup mulutnya. Rasanya perutnya berputar-putar saat ini.
Huek.
Azkia berdiri dan berlari menuju toilet. Ia merasa sangat mual saat ini.
Semua mata yang berada di sana mengalihkan pusat pandangan mereka kepada Azkia yang berlari sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [END]
Teen Fiction"ℬ𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂." -𝓐𝔃𝓴𝓲𝓪. Hujan itu indah, hujan itu tenang, hujan itu awal dari kisah kita dan juga akhirnya. Begitulah cara alam menyambut dan memisahk...