Hari sudah banyak terlewat. Bukannya berubah menjadi lebih baik, kenakalan Garvin malah menjadi lebih parah.
"Kamu kira bapak tidak berani skorsing kamu?" tantang Pak Ade pada laki-laki yang di kenal kenakalannya yang tak ada habisnya.
Dia adalah Garvin Almajaya. Sang pembuat onar di SMA ALANGSARI.
Dia baru saja kedapatan Pak Ade merokok di belakang kelas dengan santainya. Bukannya panik, Garvin tampak biasa saja seperti tidak memiliki rasa takut atau panik di dalam dirinya.
Saat itu juga Garvin langsung di tarik ke ruang yang menjadi langganan siswa/siswi pembuat onar. Ruang BK.
"Kamu sudah sangat keterlaluan, Garvin! Bagaimana caranya kami harus memberitahukan padamu? Saya rasa memakai bahasa manusia pun kamu tidak akan paham," amuk Pak Ade selaku Ketua pengurus BK.
"Intinya, sekarang hukuman gua apa?" tanya Garvin enteng.
"Kamu ....!" geram Pak Ade yang hampir tak tertahan namun dengan cepat guru yang berada di sana dengan cepat menahannya.
"Saya skorsing kamu selama satu minggu!" final Pak Ade yang sudah emosi.
"Oke," jawab Garvin lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan menjijikkan itu.
"Mengapa hari demi hari anak itu menjadi sangat nakal?" heran Pak Ade.
**
"Woi Jamal!" pekik Ardi saat melihat Garvin yang hendak menaiki motornya.
Ardi langsung berlari menghampirinya.
"Lo mau bolos?" tanya Ardi heran.
Namun bukannya menjawab, Garvin malah mengabaikannya dan memilih untuk memakai helm full face miliknya lalu menaiki motornya yang sudah menyala.
"Gua bukan angin, bangsat! Lo mau bolos?" tanya Ardi lagi.
"Gua di skors," jawab Garvin datar.
"WHAT?! di skors? Kenapa bisa?" tanya Ardi dengan kaget.
"Gua ketahuan merokok,"
"Gila lo! Lo larang gua ngerokok, sedangkan lo aja ngerokok, njir!" kesal Ardi saat mendengar pengakuan Garvin barusan.
"Gua balik," pamit Garvin dingin lalu menjalankan motornya pergi meninggalkan Ardi yang masih berdiri di area parkir.
Motor Garvin melaju dengan kencang melintasi jalan raya yang ramai akan pengendara. Ia ingin melampiaskan semua hasrat kekesalan yang berada di dalam dirinya dengan melakukan ini.
Kalau memilih melampiaskan pada orang lain, Garvin lebih memilih untuk melampiaskannya dengan ugal-ugalan di jalanan.
Motor Garvin berhenti di sebuah pemakaman. Ia menuruni motornya dan berjalan ke sebuah makam yang sudah di tumbuhi beberapa rumput kecil.
Ia berjongkok lalu menjamah gundukan tanah itu lalu mengelus-elusnya.
"Ma," panggil Garvin lirih.
Ya, itu adalah makam Ibu kandung Garvin. Yang berada di samping Pandu selama ini adalah Ibu angkatnya.
Afni Octavia, ibu kandung Garvin yang kembali kepada Tuhan pada tanggal 16 April 2006 di karenakan mengidap kanker rahim.
Dan hari ini juga bertepatan hari pernikahan Pandu dan Tiffany yang ke enam tahun membuat antara marah dan sedih menjadi satu di hati Garvin.
"Mama ...." cicit Garvin yang tak kuat menahan tangisannya lagi. Air matanya mulai terjatuh membasahi pipinya.
"Mama apa kabar? Ini Garvin datang, Ma," ucapnya dengan lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [END]
Teen Fiction"ℬ𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂." -𝓐𝔃𝓴𝓲𝓪. Hujan itu indah, hujan itu tenang, hujan itu awal dari kisah kita dan juga akhirnya. Begitulah cara alam menyambut dan memisahk...